Bulungan, Kaltara – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Bulungan hingga kini terus berlanjut.  Kali ini, Desa Apung, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, mendapat berkah dari program Pamsimas.

Setelah penantian selama 22 tahun terbentuknya desa ini, warga tak pernah tersentuh pelayanan air bersih.  Kepala Desa (Kades) Apung, Zainuddin mengungkapkan, air bersih diakuinya selama ini menjadi salah satu permasalahan pokok di wilayahnya.  Sebab, warga di desanya sejauh ini hanya mengandalkan air hujan.  Dan bila musim kemarau tiba seperti saat ini, maka masyarakat pun harus berjibaku mencari sumber air  untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Air bersih memang cukup sulit diperoleh di sini.  Andaipun ada sumur, tidak semua ada sumbernya. Artinya, sumur itu bisa mengering bila musim kemarau tiba,’’ ungkapnya saat diwawancara Radar Kaltara, Rabu (17/09/2019).

Dengan adanya program Pamsimas ini, kata Zainuddin, menjadi ‘kado’ terindah bagi warga di wilayahnya.  Sebab, ke depannya sebagian warga tak sulit lagi dalam mendapatkan air bersih.

“Kami bersyukur, perjuangan soal air bersih di sini terwujudkan dalam waktu dekat ini.  Dan kami ucapkan terima kasih kepada pihak lain yang turut andil dalam menyukseskan program ini,’’ ujarnya.

Sekretaris Desa (Sekdes) Apung, Totok Darwoto juga menuturkan, air bersih itu merupakan kebutuhan pokok di desanya yang selama ini sangat dinanti-nantikan. Oleh karenanya, sejak adanya program Pamsimas yang saat ini tengah proses pembangunan menara air, maka menjadi jawaban dari penantian puluhan tahun silam warga di desanya.

“Dari pihak desa pun di sini dalam pembangunannya turut andil. yakni dengan menggelontorkan dana desa (DD) sekitar Rp 40 juta untuk mendukungnya,’’ ungkapnya.

Tak hanya itu, lanjutnya, guna menyukseskan program tersebut agar dapat berjalan dengan baik, pihaknya dalam hal ini acap kali ‘woro-woro’ kepada masyarakat untuk turut serta setiap pekannya gotong-royong.  Alhasil, setiap pekan diagendakan per RT kegiatan Jumat bersih, khusus untuk pembangunan sarana prasarana (sapras) air bersih tersebut.

“Tahap awal dari pembangunan sapras air bersih ini baru menyentuh di tiga RT yang meliputi 150 KK (kepala keluarga). Desember tahun ini ditarget sudah dapat selesai pembangunannya dan siap digunakan,’’ ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya mengapresiasi atas keterlibatan PT PKN yang secara langsung membantu dalam pembuatan sumur bornya.  Sehingga dari situ dapat lebih memudahkan pelaksanaan dari program Pamsimas ini.  “Itu melalui CSR dari perusahaan yang memang ada di area sini. Kami mengucapkan terima kasih juga,’’ katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Apung, Roben Jalung mengatakan, adanya program air bersih ini sangat disyukuri.  Hal ini dikarenakan air bersih di desanya memang dapat dikatakan cukup kritis. Bahkan, untuk konsumsi air sungai yang ada di area desanya dianggap kurang layak lagi.  Untuk itu, dengan adanya air bersih yang saat ini pembangunannya terus berjalan, sehingga itu dapat benar bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat di sini. “Harapan kami semoga ke depannya tidak hanya di tiga  RT itu saja, melainkan semua warga desa dapat merasakan air bersihnya,’’ ujarnya secara singkat.

Sementara, Fasilitator Masyarakat program Pamsimas, Anwar Joko Prasetyo mengatakan, program Pamsimas di Desa Apung pada tahap awal akan menelan anggaran sekira Rp 350 juta.  Anggaran tersebut dihasilkan dari berbagai sumber. “Jelasnya dari APBN itu ada Rp 270 juta, kontribusi masyarakat berupa uang tunai atau in-cash Rp 14 juta dan in-kind berupa material lokal dan tenaga kerja senilai Rp 69 juta, dan Dana Desa sebesar Rp 40 juta,’’ sebutnya dengan memberikan perincian.

Pihaknya optimistis program pembangunan air bersih ini dapat berjalan dengan baik.  Bahkan, bakal memberikan manfaat besar bagi masyarakat di Desa Apung.  Hal itu dapat dilihat dari setiap progres pengerjaan yang ada.

“Air bersih ini merupakan kebutuhan pokok.  Masyarakat dapat dilihat jiwa gotong-royongnya tinggi. Nah, berangkat dari situ kami optimistis, karena program Pamsimas ini lebih kepada melibatkan masyarakat setempat dalam pembangunannya,’’ jelasnya.

Khusus untuk pembangunan menara air, disebutkan bahwa pelaksanaan memang baru 20 persen. Dan program itu terus berlanjut hingga akhir tahun ini dipastikan dapat selesai pengerjaannya.

“Material-materialnya sudah ada. Tinggal jadwal pembangunannya saja. Seperti yang diutarakan pihak desa setiap pekannya diadakan gotong-royong.  Artinya, tinggal menunggu waktu saja akan usai,’’ jelasnya. (Ditulis kembali dari PROKAL.CO/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).