Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

G ianyar, BaliChief Executive Officer (CEO) Bank Dunia Pusat Ms. Kristalina Georgieva beserta tim dari Bank Dunia, melakukan kunjungan monitoring ke lokasi Pamsimas TA. 2017 di Desa Bresela Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, Senin (08/10). Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua CPMU program Pamsimas Tanozisochi Lase, Perwakilan Bank Dunia di Jakarta, Pejabat PPK Pusat, Pemerintahan Kabupaten Gianyar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan, Kepala Satker PSPAM Provinsi Bali, Team Leader Pamsimas Pusat serta Tim Pamsimas Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar, Fasilitator PKH Kabupaten Gianyar, dan segenap aparat Pemerintah Desa Bresela beserta anggota BPD, LPM dan Pengurus BUMDes

Kunjungan CEO Bank Dunia Pusat yang juga didampingi George Soraya, Task Team Leader (TTL) Bank Dunia Indonesia untuk program Pamsimas, di sela-sela acara Annual Meeting 2018 IMF – World Bank Group di Bali, bertujuan untuk mempelajari pengalaman Pemerintah Daerah, KP-SPAMS, masyarakat, penerima manfaat dalam melaksanakan program Pamsimas, termasuk dukungan Pamsimas dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.

Bertempat di Balai Desa, Ms. Kristalina Georgieva yang sehari-hari berkantor di Washinton, DC Amerika Serikat (Kantor Pusat Bank Dunia), berdialog langsung dengan Kepala Desa Bresela I Made Budiasa  dan Ketua KP-SPAMS I Made Lena seputar pengalaman masyarakat dalam mengakses air minum yang aman dan sanitasi yang layak.

Menurut Perbekel (sebutan Kepala Desa di Bali-Red), keberhasilan Pamsimas dalam memenuhi kebutuhan air minum yang aman dan sanitasi yang layak di desa Bresela ini tidak terlepas dari besarnya perhatian serta dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar Bali.

“Sebelum ada Pamsimas, di sini sudah ada PAM Swadaya, yaitu bantuan dari pemerintah. Namum PAM Swadaya tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh warga. Setelah adanya Pamsimas, kebutuhan dasar air minum warga sudah terpenuhi. Selain itu, juga memicu perubahan pola hidup masyarakat yang sehat dari yang sebelumnya buang air besar sembarangan (BABS) ke sungai, kali dan solokan, sekarang sudah tidak lagi. Pamsimas mendorong masyarakat berfikir dan berperilaku ke arah hidup sehat, karena kesehatan itu menopang kesejahteraan,” demikian penjelasan Perbekel Bresela I Made Budiase.

Terkait pernyataan Perbekal, Georgieva yang berkebangsaan Bulgaria tersebut memberikan tanggapannya. “Perubahan itu selalu ada yang memelopori, siapa orang yang paling antusias untuk melakukan perubahan, misalnya kelompok perempuan?,” kata perempuan kelahiran Sofia (Bulgaria) tahun 1953.  Secara diplomatis Perbekel menanggapi, perubahan dalam komunitas itu harus didukung oleh fasilitas sehingga semua orang akan berperan untuk melakukan perubahan.

“Dengan adanya fasilitas, maka bukan saja orang tua, tetapi anak-anak pun akan berubah, dan ini terbukti di desa kami, Desa Bresela. Dengan adanya fasilitas Pamsimas, semua orang dapat mengakses air bersih selama 24 jam sehingga tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan. Anak-anak diajarkan cuci tangan pakai sabun (CTPS) melalui fasilitas CTPS yang dibangun oleh Pamsimas,” jelas Perbekel kepada Georgieva dan Tim Bank Dunia yang hadir.

Ketua KP-SPAMS I Made Lena menceritakan sejarah perjuangan warga untuk mendapatkan air minum di Desa Bresela, “Sumber air dari PAM Swadaya belum maksimal memenuhi kebutuhan air minum warga, banyak warga yang kesulitan sehingga mengeluhkan keadaan mereka kepada pihak desa. Seiring berjalannya waktu, pada Tahun 2016 kami mendapat informasi ada program Pamsimas. Sebagai pengelola PAM Desa, saya mengingatkan kepada Perbekel untuk menindaklanjuti program Pamsimas, yang selanjutnya ditindaklanjuti bersama semua warga desa Bresela,” terang Made Lena menceritakan.

Kepada Made Lena, Georgieva sempat meminta penjelasan seputar Peta Sosial Desa Bresela yang ditempel di dinding. Made menjelaskan, yang warna merah simbol keluarga yang mampu, warna hijau keluarga menengah, warna kuning keluarga miskin dan warna pink menggambarkan keluarga yang terdapat bayi stunting.

“Tahun 2017, bayi stunting berjumlah 20 jiwa, angka itu pada tahun 2018 berkurang menjadi 14 jiwa. Hal tersebut tidak terlepas dari program Pamsimas yang masuk ke desa kami. Ke depan, harapannya tidak ada lagi stunting,” terang Made Lena.

Georgieva merasa puas dengan penjelasan yang disampaikan.  “Bapak telah melakukan hal yang benar, dan membawa orang untuk bersatu, menggerakkan semua orang untuk bisa maju. Sukses, sukses, akan membangun sukses berikutnya,” ujarnya memberikan pujian.  Hadirin yang mendengarkan sempat terpukau dengan “jargon” yang meluncur dari mulut perempuan peraih doktor bidang ekonomi dari University of National and World Economy, Sofia-Bulgaria.

“Peta ini menunjukkan bahwa Anda tahu persis apa yang harus dilakukan. Jika semua orang bisa melihat seperti Anda ini, maka semua orang akan bekerja untuk membereskan masalahnya, seperti yang bapak lakukan. Apa yang kita (Bank Dunia) lakukan bersama pemerintah ini adalah merupakan upaya untuk memastikan agar tidak ada (lagi) desa yang ketinggalan,” imbuh Georgieva.

Selang beberapa menit berdiskusi dengan panitia, Georgieva dan Tim Bank Dunia diikuti oleh peserta yang hadir berjalan menuju ke beberapa lokasi, antara lain mengunjungi rumah penderita stunting, Sekolah Dasar, PAUD dan Posyandu.

Ditengah siswa-siswi dan guru SDN 4 Kelusa Desa Bresela, Georgieva yang mengawali karir di Bank Dunia sejak tahun 1993 sebagai tenaga ahli ekonomi lingkungan, sempat menyaksikan demo CTPS, berdialog, bernyanyi bersama serta bercanda ria dengan anak-anak sekolah tersebut.

Masyarakat Desa Bresela sangat terkesan dan merasa terhormat desanya dikunjungi pejabat penting dari Bank Dunia Pusat. Semoga kunjungan tersebut akan memberikan dampak positip dan dorongan bagi masyarakat untuk hidup yang lebih berkualitas. (Muslich Basri-CD CB Prov. Bali & Sudebja-DC Kab. Gianyar/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp)