Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

G ianyar, Bali – Desa Bukian Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, Bali berhasil manfaatkan mesin kincir air yang terintegrasi dengan pompa untuk mendorong air naik ke atas mengisi bak penampungan dan selanjutnya air dialirkan ke rumah-rumah penduduk.  Pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan karena tidak memerlukan tenaga listrik, dapat menekan biaya operasional KP-SPAMS selaku pengelola sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas.

Desa Bukian merupakan lokasi program Pamsimas tahun anggaran 2017.  Sistem penyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) perdesaan yang dibangun berupa: 6 unit PMA (Penangkap Mata Air), 1 unit mesin kincir air, 8 unit CTPS, dan jaringan perpipaan sepanjang 5.000 meter.  Kini, sarana tersebut berfungsi dengan baik dan mampu memberikan pelayanan kepada 1.214 jiwa di 2 dusun Desa Bukian.

Sarana tersebut dikelola oleh KP-SPAMS Desa Bukian, yang dalam pengelolaannya melibatkan 15 Kelompok Pemakai Air (KPA) di 11 Banjar (Dusun-Red).  KPA selain melakukan pembinaan kepada warga pemanfaat air di dusun masing-masing, juga melakukan perawatan kincir air yang menjadi andalan Desa Bukian.

Perbekel Bukian (Kepala Desa, Red) menuturkan, dampak hasil kegiatan Pamsimas sangat dirasakan oleh warga dengan kemudahan mendapatkan air minum yang layak.  Ia menambahkan, geliat ekonomi warga semakin bergairah.  Sebut saja usaha laundry, peternakan ayam, itik dan babi.  “Geliat ekonomi desa tersebut secara otomatis menambah pendapatan warga desa,” ujar Perbekel bersemangat.

“Desa Bukian sudah ODF (bebas BABS), kami akan mempertahankan status ODF. Kami juga sedang mempersiapkan Bukian menjadi salah satu target desa wisata di Pulau Dewata ini,” imbuhnya.

Terkait keberadaan KP-SPAMS, Perbekel berjanji akan segera menerbitkan “Perdes” (Peraturan Desa) yang akan mengatur pengelolaan air minum di desa.  Keberadaan Perdes akan memperkuat KP-SPAMS sebagai lembaga masyarakat yang mengatur pengelolaan air minum dan sanitasi, termasuk pengaturan iuran air, pengaturan KPA, biaya operasional, perawatan/perbaikan sarana, penyusutan, dan pengembangan sarana air minum dan sanitasi.

Sebelum teknologi kincir air digunakan, warga Desa Bukian mengambil air bersih langsung dari sumbernya dengan jarak ± 5 KM, berjalan kaki menuruni tebing yang curam dan melewati pematang sawah.  Perjuangan yang tidak mudah dengan menempuh jarak dan waktu cukup lama.  Pernah ada jaringan PDAM di Desa Bukian yang sumber airnya berada di luar desa.  Namun karena tidak bisa diandalkan, selain debit airnya tidak memadai, air tidak mengalir selama 24 jam, sehingga tetap saja warga mengalami kesulitan air.

Penderitaan warga menggerakkan seorang I Wayan Budiana untuk mengembangkan teknologi yang dapat menaikkan air dari sumber mata air.  Semula teknologi kincir air ini sangat sederhana, kapasitasnya sangat kecil, hanya dapat memenuhi kebutuhan beberapa orang saja.  Kemudian warga membentuk Kelompok TTG Kincir Air Cipta Karya dan secara saweran mengumpulkan uang untuk membeli besi bekas untuk membangun kincir air dengan kapasitas lebih besar.  Setelah mesin kincir air berfungsi anggota bisa memanfaatkan air secara gratis.  Anggota masyarakat lain yang ingin memanfaatkan cukup membayar seiklasnya untuk pembelian gemuk dan oli. Kelompok ini mengelola air secara sederhana, belum terpikirkan sumber dana untuk pemeliharaan kedepan.

Melihat potensi cukup besar namun kurang didukung dana dan pembinaan, Pemerintah Desa mensinergikan Kelompok TTG dengan program Pamsimas, untuk memanfaatkan dan mengembangkan teknologi   bagi kesejahteraan masyarakat desa.  Dilakukan musyawarah antara masyarakat dengan kelompok, dan disepakati perlunya wadah pembinaan melalui program Pansimas.  Alat dan bahan akan disediakan Pemerintah Desa, dan untuk pengerjaannya akan dilakukan oleh kelompok Cipta Karya dan warga yang peduli secara bergotong royong (kontribusi in-kind).

Walhasil, pengembangan mesin kincir air yang ramah lingkungan berhasil diselesaikan oleh masyarakat.  Mesin kincir air menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan warga   untuk mendapatkan air minum tanpa harus bersusah payah dan menghabiskan waktu yang lama mengambil air dari sumbernya.

Air yang semula hanya dapat dimanfaatkan oleh segelintir orang (individu dan kelompok Cipta Karya), berkat program Pamsimas, mereka bersatu bergotong royong membuat mesin kincir air dan membangun infrastruktur sistem penyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) perdesaan.  KKM Pamsimas, KP-SPAMS dan kader AMPL mendorong agar semua sarana SPAMS yang telah terbangun berfungsi dan dipelihara bersama agar bermanfaat untuk warga.

Desa Bukian sebagaimana desa-desa umumnya yang ada di Pulau Dewata, senantiasa menyuguhkan nuansa alam yang menakjubkan, sebagai destinasi tujuan wisata.  Desa seluas 8,39 KM2 dan dihuni oleh 7.107 jiwa.  Merupakan desa yang hijau dan jauh dari hiruk pikuk kota.  Pengunjung yang datang ke desa akan disuguhi panorama alam yang eksotik, hamparan sawah yang berumpak-umpak, bukit- bukit hijau, gemericik air terjun, dan  aliran sungai Payangan terbentang sepanjang 13 KM  sebagai tempat arung jeram yang digemari turis asing yang datang ke desa.

Dengan adanya akses 100 persen air minum dan sanitasi (ODF) di Desa Bukian, mimpi Perbekel menjadikan desa sebagai tujuan wisata untuk mensejahterakan warganya, kini, sudah di depan mata. (Sudebja-DC Gianyar/edit Muslich Basri-CD CB Bali/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp)