Blitar, Jatim – Musibah banjir bandang melanda Dusun Barurejo, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar di Jawa Timur pada Kamis sore (30/01). Banjir bandang yang melanda desa tersebut bukan yang pertama kali. Budi Hari Setyawan, Kepala Desa Krisik menuturkan, desanya sudah dua kali diterjang banjir. Namun banjir yang terjadi akhir Januari lalu jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya dan mengakibatkan kerusakan sejumlah sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas sehingga pelayanan air kepada warga menjadi terganggu.

Desa Krisik terbagi dalam empat dusun dengan jumlah penduduk kurang lebih 7.500 jiwa. Banjir tempo hari hanya berdampak pada dua dusun yaitu Dusun Barurejo dan Dusun Tirtomoyo, dua dusun lainnya tidak terdampak bencana.  Dusun Barurejo yang dihuni sekitar 1.500 jiwa dan Dusun Tirtomulyo dihuni sekitar 800 jiwa terdampak banjir bandang akibat luapan air sungai Mbaraan.

Air bah mulai menerjang Dusun Barurejo pada pukul 15.15 WIB dan terlihat mulai surut pada pukul 17.00 WIB. Air bah yang datang meluluh-lantakkan sebagian area persawahan, beberapa jembatan desa, hingga merusak peternakan sapi dan babi.

Seorang warga setempat menuturkan, setidaknya 12 ekor babi mati akibat diterjang banjir. Desa Krisik memang didominasi dengan usaha peternakan dan pertanian. Selain peternakan babi, ada juga peternakan sapi perah. Dari sekitar 3.000 ekor sapi perah setiap harinya mampu menghasilkan susu sebanyak 15 ton. Bencana banjir tersebut sudah barang tentu sangat merugikan warga terutama bagi para peternak babi.

Rusaknya sejumlah jembatan desa mengakibatkan 75 KK di Rt 04/03 dan 10 KK di Rt 02/03 di Dusun Barurejo terisolir. Sedangkan putusnya jembatan yang menghubungkan warga Rt 04/02 dan Rt 02/02, warga masih bisa menggunakan jalan alternatif. Jembatan yang menghubungkan warga Rt 03/01 dan Rt 03/01 di Dusun Barurejo, meskipun ikut terdampak namun masih bisa dilewati.

Dua dusun yang terdampak banjir tersebut (Dusun Barurejo dan Tirtomoyo) merupakan wilayah yang mendapatkan aliran air dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2017. Di Dusun Barurejo terdapat sambungan rumah (SR) sebanyak 350 unit, sedangkan di Dusun Tirtomoyo terdapat 200 SR. Sambungan rumah tersebut berasal dari program Pamsimas, HAMP, dan swadaya masyarakat.

Akses air minum di Dusun Barurejo dan Tirtomoyo berasal dari dua sumber yang saling terkoneksi. Pasca banjir bandang, satu sub-sistem sudah bisa dipulihkan, sementara sub-sistem lainnya belum dapat difungsikan. Pada sistem penyediaan air minum yang rusak, diketahui ada 6 batang pipa distribusi berdiameter 4 dim yang hanyut terbawa air. Tentu saja hilangnya sebagian pipa distribusi akibat terjangan air bah berdampak kepada 200 SR di Dusun Tirtomoyo. Sebagai solusi bagi warga yang sambungan rumahnya terdampak banjir, KPSPAMS setempat dan Pemerintah Desa Krisik mengupayakan aliran air hutan yang dialirkan dengan sistem bergantian ke rumah warga.

Kepala Desa Krisik menaksir total kerugian akibat banjir bandang mencapai sekitar Rp 1,6 miliar. Saat ini pasokan air Pamsimas ke Dusun Tirtomoyo masih terputus dan mengakibatkan kerugian program kurang lebih sekitar Rp 50 juta. (Rodiah Astuti, ST MLing-DC Blitar & Arita R Nilasari, SST-FM CD Blitar/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).