Tambrauw, Papua BaratCorona Virus Disease (Covid-19) benar-benar jadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar umat manusia di seluruh Indonesia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Virus tersebut kini telah menyebar ke seluruh dunia, setidaknya merebak ke 213 negara/kawasan (WHO, 16 April 2020).

Di Indonesia sendiri, kasus pertama Covid-19 diumumkan Pemerintah Indonesia secara resmi pada tanggal 2 Maret 2020, setelah 2 orang yang berasal dari kluster Jakarta dinyatakan positip Covid-19. Dengan cepat virus tersebut menyebar ke seluruh Indonesia, sebanyak 34 Provinsi terkonfirmasi tertular Covid-19 (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 16 April 2020, pukul 16.05 WIB).

Menurut sumber resmi tersebut, di Provinsi Papua Barat, jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 5 orang, satu orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia, dan pasien yang sembuh sebanyak nol.

Menurut Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat, Arnoldus Tiniap, Rabu (08/04), jumlah orang dalam pemantauaan (ODP) di Papua Barat sebanyak 536 orang dan pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 10 orang.

Khusus di Kabupaten Tambrauw, belum ada kasus Covid-19 baik ODP, PDP, Positif, maupun meninggal dunia. Walaupun demikian, Pemerintah Kabupaten Tambrauw tetap berusaha semaksimal mungkin agar virus tersebut tidak menyebar ke daerahnya. Untuk itu berbagai upaya tetap dilakukan sebagai usaha dan langkah antisipatif guna mencegah masuknya Covid-19 ke Kabupaten Tambrauw.

Salah satu upaya konkrit untuk mencegah penyebaran Covid-19 dilakukan oleh KPSPAMS Kampung Werur Besar Kecamatan Bikar Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat. Mereka melakukan kegiatan ‘Promkes’ (Promosi Kesehatan) melalui kampanye cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik dan benar dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

KPSPAMS atau Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, merupakan pengelola sarana air minum yang dihasilkan dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Kampung Werur Besar merupakan lokasi sasaran kegiatan Pamsimas tahun 2019.

Kampung Werur Besar masih memiliki masalah kesehatan terutama penyakit diare. Jumlah penderita diare di kampung ini dari waktu ke waktu terus meningkat.

“Iya betul kasus penyakit diare ini akhir-akhir ini meningkat di Kampung Werur Besar, awalnya hanya sekitar tiga kasus namun kini telah meningkat menjadi belasan sampai puluhan kasus,” kata Yonathan Yeblo, AMD. Kep, seorang petugas kesehatan yang melayani Kampung Werur Besar dan Kampung Nombark Distrik Bikar.

Yonathan menambahkan, meningkatnya kasus diare di Kampung Werur Besar disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS. Di kampung ini masih banyak ditemukan warga masyarakat yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dan tidak mencuci tangan ketika hendak makan. Kebiasaan buruk ini menjadi faktor utama penyebab masih tingginya angka diare di kampung ini. Faktor cuaca juga berpengaruh, biasanya kasus diare akan banyak terjadi ketika datang musim penghujan.

Melihat kondisi masyarakat seperti ini, KPSPAMS Kampung Werur Besar tidak tinggal diam. Untuk mengurai angka kasus diare dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mereka pun melakukan kegiatan ‘Promkes’ yang terkait dengan pencegahan dua penyakit menular di atas, yaitu Covid-19 dan diare.

Pelaksanaan kegiatan ‘Promkes’ difasilitasi oleh Klarce Rahakrata, yang merupakan fasilitator program Pamsimas, bersama-sama dengan segenap pengurus KPSPAMS Kampung Werur Besar. Untuk itu mereka menghadirkan petugas kesehatan setempat untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Yang menarik dalam kegiatan promosi kesehatan adalah materi cuci tangan pakai sabun atau CTPS; setelah diberikan penjelasan oleh petugas kesehatan, warga masyarakat langsung mempraktekkan CTPS yang baik dan benar. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir diyakini dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit menular seperti diare, dan juga merupakan cara tepat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Penyampaian materi ‘Promkes’ dipandu secara langsung petugas kesehatan Kampung Werur Besar dan Kampung Nombark Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw, Yohana Yrkese, Amd Keb, sekaligus sebagai narasumber utama. Masyarakat pun terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ‘Promkes’ tersebut.

Kampanye CTPS yang baik dan benar merupakan prioritas dalam kegiatan ‘Promkes’ di Kampung Werur Besar. Materi ini dianggap penting untuk disampakan kepada masyarakat di tengah merebaknya Covid-19 dan tingginya angka diare di kampung ini. Melalui kampanye CTPS diharapkan dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang sebelumnya malas mencuci tangan menjadi lebih sering mencuci tangan pakai sabun, dan akhirnya menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat.

Yohana Yrkese, Amd Keb menambahkan, kegiatan ‘Promkes’ seperti cara CTPS yang baik dan benar, merupakan hal yang bagus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit menular dan cara pencegahannya, seperti diare. Pemberian materi ini juga sebagai kewaspadaan dan langkah antisipasi guna mencegah penyebaran Covid-19, walau belum ada kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di kabupaten ini.

Kita semua berharap, semoga Covid-19 tidak sampai menyebar ke Bumi Cendrawasih terutama di Kabupaten Tambrauw khususnya di Kampung Werur Besar. Semoga! (Johan A RahmanDEAO Kab.Tambrauw/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS)