Banda Aceh, Aceh – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Aceh menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Progam Pamsimas Provinsi Aceh melalui Video Conference pada hari Selasa – Jumat (9-12 Juni).  Pelatihan diselenggarakan dalam dua gelombang dan dibuka secara langsung oleh Mohd Yoza Habibie, ST, MT,  Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Aceh.

Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas tim fasilitator yang akan menjadi pendamping masyarakat di desa dalam program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh,  sehingga mampu melaksanakan tugas pendampingan kepada masyarakat pada masa pandemi  COVID-19.

Melalui pelatihan ini diharapkan para tenaga fasilitator Pamsimas lebih trampil dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat desa sasaran khususnya Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) yang menjadi pelaku program Pamsimas di tingkat desa.

Saat memberikan acara pada pembukaan Pelatihan Fasilitator Gelombang II, Kamis (11/06), Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Aceh mengatakan,  semula pelatihan direncanakan dengan metoda tatap muka langsung, namun karena masa pandemi COVID-19  diganti metodenya dengan tanpa tatap muka.

“Penyelenggarakan Pelatihan Fasilitator Pamsimas ini dilaksanakan tanpa tatap muka tetapi secara virtual berbasis online,” ucap Mohd Yoza Habibie, ST, MT.

Pelatihan Fasilitator dipandu oleh tenaga ahli Pamsimas Provinsi Aceh dan kabupaten. Proses pelatihan sudah dimulai sejak para peserta mengunduh bahan-bahan pelatihan pada aplikasi CB Online dengan melakukan ‘login’.   Setelah bahan-bahan pelatihan diunduh, semua peserta wajib membaca dan mempelajari petunjuk teknis, bahan paparan serta video tutorial yang dilakukan secara mandiri. Pada waktu pertemuan virtual melalui video conference lebih banyak diprioritaskan untuk menanyakan dan mendiskusikan hal-hal terkait materi pelatihan yang belum dipahami.

Wiendra Perdana, SKM, Koordinator Pamsimas (PC) Provinsi Aceh menyampaikan, pelatihan diikuti 151 orang peserta, terdiri dari 19 orang fasilitator senior (FS),  42 orang fasilitator bidang teknis SPAMS (FM WSS), dan 90 orang fasilitator bidang pemberdayaan masyarakat (FM CD).  Para tenaga fasilitator ini nantinya setelah dilatih akan disebar untuk mendampingi masyarakat desa sasaran di 17 kabupaten lokasi Pamsimas di seluruh wilayah Provinsi Aceh.

Lebih lanjut  Wiendra menambahkan, materi pelatihan disampaikan oleh Tenaga Ahli dengan beberapa materi yaitu persiapan pencairan dana BLM,  mekanisme pencairan dana BLM, pelaksanaan pelatihan tingkat masyarakat di masa pandemi COVID-19, revisi rencana rinci kegiatan (RRK) konstruksi, pelaksanaan konstruksi SPAM dan sanitasi, serta pemantauan dan pelaporan.

“Mengingat program Pamsimas dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, maka pada  Pelatihan Fasilitator tahun anggaran 2020 ini, peserta pelatihan mendapatkan materi khusus berupa tindakan pencegahan penyebaran COVID-19,” tambah Wiendra.

Peserta pelatihan juga mendapatkan arahan  dari Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Ir Yudha Mediawan, M Dev Plg, dalam bentuk rekaman yang ditayangkan melalui video.  Direktur menekankan pentingnya untuk menjalankan protokol kesehatan sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pamsimas Dalam Masa Pandemi COVID-19.

Proses pembelajaran dan diskusi berjalan dengan cukup dinamis; peserta semangat mengikuti pelatihan dengan mendapatkan materi strategi percepatan target desa reguler 2020.

Dengan pelatihan ini diharapkan adanya persamaan pemahaman seluruh tenaga fasilitator Pamsimas di Provinsi Aceh terkait tugas dan tanggung jawab dalam melakukan pendampingan yang berkualitas kepada pengelola program di tingkat desa.

Seorang peserta yang merupakan tenaga fasilitator pemberdayaan (FM CD) dari Kabupaten Gayo Lues, Sri Murni Alia menyampaikan,  pelatihan secara online merupakan pengalaman pertama mengikuti pelatihan fasilitator.   Ia menceritakan ada sedikit kendala dalam mengikuti pelatihan yang mengandalkan jaringan internet.  “Jaringan internet di Gayo Lues sering hilang dan lambat, sehingga pada waktu mengikuti pelatihan online putus-putus,” tambahnya.

Kendala jaringan internet di Gayo Lues juga dibenarkan oleh fasilitator pembedayan lainnya.  “Jaringan internet di Gayo Lues hari ini lagi tidak bersahabat,” ucap Ismail, SE seorang FM CD yang ditugaskan mendampingi masyarakat di Kabupaten Gayo Lues.

“Ini kegiatan virtual meeting kedua yang saya ikuti.  Dari kedua pelatihan tersebut saya mengamati kegiatan pelatihan via virtual tidak efektif dan banyak kendalanya diantaranya,” ucap Murdani, FM CD dari Kabupaten Bireuen.

Kendala sering terganggunya jaringan; tiba-tiba jaringan internet mati, sehingga peserta tidak dapat melanjutkan pelatihan dan kehilangan fokus dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

Namun demikian kendala tersebut dapat ditutupi dengan mempelajari kembali  materi yang diberikan dengan memutar kembali lewat video tutorial maupun materi tayangan power point (ppt) yang telah dibagikan kepada peserta atau dapat diunduh lewat aplikasi CB Online.

Selama pelatihan online berlangsung, Zahirsyah Oemar, Staf Data Management Analisis (DMA) Pamsimas Provinsi Aceh terus mendampingi dan melakukan pengendalian aplikasi meeting berbasis daring, demi kelancaran pelaksanaan jalannya pelatihan.

“Karena pelatihan virtual secara online ini baru pertama sekali dilaksanakan, dan merupakan hal baru, para peserta maupun pemandu dihadapkan dengan kekakuan dalam mengoperasikan aplikasi,” terang Zahirsyah Oemar.

Pelatihan ini ikut dipantau oleh Erwin Ferdinansyah, ST MT, Ketua Provincial Project Management Unit (PPMU) Pamsimas Provinsi Aceh melalui M Taufik, ST MSc dan Nur Mutia, ST MT yang merupakan perwakilan PPMU.  (Bahagia IshakCo PC Provinsi Aceh/Hartono Karyatin).