Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Magelang, Jawa Tengah – Senior Director Global Practice Water – Bank Dunia, Mr. Guang Zhe Chen ditemani oleh East Asia Pacific (EAP) Practice Manager, Mr. Sudipto Sarkar, mengunjungi BP SPAMS Desa Ngampeldento di Kabupaten Magelang, Jumat (12/1).

Kunjungan untuk membahas upaya Pemeritah dan Pemerintah Daerah dalam mencapai target akses aman air minum dan sanitasi untuk kawasan perdesaan.  Untuk itu mereka mendatangani Desa Ngampeldento yang mendapatkan bantuan program PAMSIMAS tahun 2011, setelah sebelumnya mengunjungi Desa Paripurno, masih di kecamatan yang sama.

Desa berpenduduk 2.105 jiwa ini terletak di kawasan berbukitan, dan hanya berjarak sekitar 20 km dari Desa Paripurno.  Sebanyak 49% warganya  masuk katagori miskin. Sebagian warganya bekerja sebagai petani, dan sebagian menekuni usaha pencetakan bata merah yang dikenal memiliki kualitas bagus.

Koyimah, bendahara BP SPAMS “Tirta Indah“ – lembaga yang mengelola sarana yang dibangun Pamsimas, bercerita kepada rombongan Bank Dunia yang menyambangi kantor Sekretariat BP SPAMS.  Sebelum ada Pamsimas, ketersediaan sumber air bersih masyarakat sangat bergantung dengan  kondisi alam/musim.  Masyarakat rela me-ngangsu (mengambil air) dari sumber mata air yang berada di bawah desa yang berjarak sekitar 300 m dari pemukiman warga.

Kondisi tersebut mendorong pihak Perhutani wilayah Temanggung mengulurkan bantuan berupa bak penangkap mata air, perpipaan dan bak pembagi untuk mendistribusikan air ke tiga dusun (dusun Ngablak, Sempat 1 dan Ngampel).   Masyarakat juga memperlihatkan kepeduliannya dan secara  swadaya membangun jaringan perpipaan untuk dusun Sempat 2 dan dusun Ngablak.  Dinas Kesehatan Kabupaten tidak mau kalah turun tangan memberikan bantuan berupa bak penangkap mata air, perpipaan dan bak pembagi untuk dusun Pancar 1, dan Pancar 2.

Berbagai bantuan sarana dan prasarana air bersih mengalir ke desa, namun permasalahan yang dihadap warga tidak kunjung teratasi. Warga memang tidak perlu me-ngangsu lagi, karena air sudah mengalir dekat permukiman warga.  Masalahnya, air yang mengalir ke permikiman warga menjadi keruh dan berlumpur serta banyak cacing ketika musim hujan tiba. Kala musim kemarau debit air berkurang (mengecil).

Sampai kemudian program Pamsimas menyasar Desa Ngampeldento tahun 2011, dan datangnya Hibah Insentif Desa (HID) dari Pamsimas tahun 2013.  Kedua bantuan tersebut diwujudkan berupa sarana brancaptering (1 unit), reservoir (5 unit), kran umum (4 unit), sarana cuci tangan sekolah (6 unit), dan WC sekolah (1 unit), serta membangun jaringan perpipaan untuk transmisi dan distribusi air untuk menjangkau  pemukiman warga.

Kini sebanyak 252 KK atau sebanyak 1.005 jiwa telah dapat menikmati layanan air minum, yang dialirkan ke rumah warga secara grafitasi melalui jaringan pipa sepanjang 14.328 m.  Air megalir ke rumah warga dan keran umum dengan deras, tidak lagi keruh dan berlumpur sekalipun di musin penghujan.

Sarana Air Minum tersebut dikelola oleh BP SPAMS “Tirta Indah” yang dipimpin oleh M. Salim (Ketua), Matkur Kozim dan M. Nurul Huda (Sekretaris), dan Koyimah (Bendahara).  Untuk mendapatkan layanan air minum, warga cukup membayar iuran dengan sangat murah.  Tarif air ditetapkan secara progresif; pemakaian air 1-30 m3 dikenakan biaya Rp 500, 30-40 m3 biaya Rp 750, dan pemakaian di atas 40 m3 sebesar Rp 1.000, ditambah abonemen Rp 1.000 per bulan. Meskipun iuran air tergolong cukup murah (1 batang rokok harga Rp 1.500-Red), namun keuangan BP SPAMS cukup sehat.

“Kami mampu membangun kantor Sekretariat BP SPAMS di atas tanah seluas 45 m2 dengan biaya sekitar Rp 25 juta.  Rekening di bank menyisakan saldo Rp 23.400.000,” ungkap Koyimah, Bendahara BP SPAMS dengan penuh semangat di hadapan rombongan Bank Dunia yang menyambangi kantor Sekretariat BP SPAMS.

Akses Sarana Air Minum (SAM) desa Ngampeldento saat ini mencapai 100%, sedangkan akses sanitasi layak mencapai 73%.  Harapannya pada tahun 2019 akses aman air minum dan sanitasi yang layak telah mencapai 100%.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Pemerintah Desa akan menganggarkan APBDes untuk kegiatan sanitasi.  BP SPAMS juga mengeluarkan aturan, setiap  permintaan sambungan rumah (SR), warga diwajibkan memiliki jamban lebih dulu.  Ketentuan yang dibuat BP SPAMS diperkuat dengan Peraturan Desa, yang ditandatangani Mufid selaku Kepala Desa Ngampeldento.  BP SPAMS juga memberikan fasilitas pinjaman bagi warga kurang mampu yang mengajukan SR.

Mr. Sudipto Sarkar, East Asia Pacific (EAP) Practice Manager yang menyertai kunjungan Senior Director Global Practice Water – Bank Dunia, menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang sudah mengupayakan kesuksesan program air minum dan sanitasi di desa.

“Bagaimana  agar desa  lain bisa mengikuti keberhasilan sebagaimana yang  dicapai Desa Ngampeldento ini ?,” tanya George Soraya – Lead Municipal Engineer Social, Urban, Rural and Resilience Global Practice – Bank Dunia, yang juga membawahi program Pamsimas.

Koyimah dengan sigap menjawab, “Dibutuhkan kerjasama yang baik antar berbagai pihak, harus gigih dan semangat berjuang untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui layanan air minum dan sanitasi.  Selain itu, masyarakat harus dilibatkan dalam kegiatan sejak awal dan memberikan kontrubisi uang tunai (in-cash) sesuai kemampuannya dan tenaga kerja (in-kind)”.

“Kenapa masyarakat harus berkontribusi,” tanya George Soraya lebih lanjut.  “Agar masyarakat ikut eman-eman (masyarakat ikut memiliki-Red).  Ini penting agar timbul rasa memiliki di kalangan masyarakat sehingga sarana yang dibangun bisa berkesinambungan,” terang Koyimah.

“Tarif air yang dikenakan terlalu rendah dibandingkan harga sebatang rokok ?,” tanya George Soraya lebih lanjut.  Atas pertanyaan tersebut pengurus BP SPAMS memberikan argumentasi, biaya operasional pengelolaan sarana tidak terlalu tinggi, masih bisa ditutupi dengan iuran warga.  Dari iuran warga yang diterima, setelah dikurangi  biaya operasional dan pemeliharaan sarana serta  membayar insentif bagi pengurus (walau tidak besar), masih menyisakan saldo positip.  Bahkan pengurus mampu membangun kantor Sekretariat BP SPAMS.  Ke depan BP SPAMS berencana memberikan keringanan iuran bagi warga miskin dan penyandang disabilitas dengan potongan 50%.

Di benak George Soraya ada kekhawatiran, dengan tarif yang sangat murah bagaimana warga bisa mengontrol penggunaan air? Sementara air jumlahnya terbatas dan bisa habis apabila tidak dijaga dan digunakan secara bijak.  “BP SPAMS tetap melakukan pengecekan terhadap penggunaan air dan apabila penggunaannya terlalu besar maka akan mendapat teguran,” Koyimah mencoba meyakinkan.

Koyimah hanyalah seorang wanita desa biasa, bersuamikan seorang buruh.  Ia hanyalah seorang ibu rumah tangga, ibu dari anak laki-laki semata wayang yang  duduk di kelas 1 SMK.  Tapi siapa sangka, ia memiliki kemampuan bicara yang sangat bagus, artikulasi juga sangat bagus, dan bahkan tidak ada rasa canggung sama sekali berbicara di depan orang banyak termasuk di hadapan pejabat penting Bank Dunia sekalipun.  Ia mampu menjawab secara tangkas semua pertanyaan yang diajukan oleh tim rombongan Bank Dunia.  Barangkali sosok seperti Koyimah ini yang menjadi aktris dan motor penggerak desa sehingga program Pamsimas berjalan baik dan sarana yang dibangun berkelanjutan melalui peran BP SPAMS dimana ia ada di dalamnya.  Bersyukur Desa Ngampeldento memiliki seorang sosok wanita seperti Koyimah.

Kunjungan dilanjutkan dengan melihat area pelayanan SPAM dan melakukan wawancara dengan warga setempat. Beberapa masyarakat yang ditemui menyampaikan bahwa saat ini akses air bersih tidak mengalami kesulitan, bahkan di beberapa rumah tangga terlihat kolam ikan yang mendapat pasokan air dari Pamsimas.

Akhirnya The Water Global Practice – Bank Dunia mengakhiri kunjungannya dengan mendatangi Kampus Air Indonesia Akademi Teknik Tirta Wiyata (AKATIRTA) yang ada di Kota Magelang.  Kunjungan dimaksudkan untuk menjajagi dan membahas peluang kerjasama dalam pengembangan kapasitas penyelenggara bidang air minum melalui program National Urban Water Supply Project – NUWSP (Shodiq-DC Kab Magelang dan Sri Wahyuni – TA CD CB ROMS 8 Jateng/Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp.)