Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Sarolangun, Jambi – Program PAMSIMAS memang menghadirkan kejutan dan cerita yang menarik, kadang juga terkesan sulit ditebak, apalagi yang namanya rezki tidak ada yang menghalangi. Itulah yang terjadi pada Desa Butang Baru Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, yang sudah melewati jalan yang berlika liku untuk mendapatkan program Pamsimas. Awalnya desa Butang Baru sudah masuk dalam daftar desa penerima program Pamsimas untuk pelaksanaan tahun 2017 pada penetapan pertama. Akan tetapi karena desa Butang Baru berada di wilayah Non CAT, akhirnya tidak bisa ditetapkan sebagai penerima PAMSIMAS dengan alasan Non CAT tadi.

Mengingat masyarakat Desa Butang Baru sangat membutuhkan air bersih, selanjutnya Kepala Desa Butang Baru Sugeng Paryanto, Koordinator KKM Sutrisno dan Ketua Satlaknya Suyono tetap terus berjuang dan berikhtiar dengan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk juga fasilitator yang mendampingi desa tersebut mencarikan solusi untuk tetap bisa mendapatkan Program Pamsimas.

“Kami belum berhenti sampai di sini, meskipun sekarang gagal dengan alasan Non CAT, tapi kami bersama kepala desa berkeyakinan pasti akan ada jalan. Namun sekarang kami belum tahu apa bentuk jalannya. Itulah yang kami usahakan untuk mencarikan solusinya bersama fasilitator” ujar Koordinator KKM Sutrisno penuh semangat dan optimis yang diamini ketua satlaknya Suyono.

Berkat usaha dan keyakinan itu, akhirnya Desa Butang Baru diajukan kembali oleh bupati melalui  penetapan  kedua dengan merubah opsi, tidak lagi sumur bor akan tetapi eksisting. Namun kembali lagi Desa Butang Baru belum juga beruntung walaupun desa Butang Baru sudah menyiapkan segala sesuatunya termasuk dana kontribusi masyarakat. Desa Butang Baru gagal lagi, namun mereka tetap terus melakukan koordinasi dan mencari peluang untuk bisa diterima.

“Kecewa, tentu kecewa, itulah kembali kami rasakan, kami terus berjihad untuk mendapatkan air bersih ini. Tidak ada kata putus asa, sedangkan Siti Hajar saja ditinggalkan oleh suaminya Nabi Ibrahim di padang pasir tanah yang tandus, namun berkat yakin sembari terus berjuang dan berusaha, akhirnya air keluar di sela-sela telapak kaki putranya Nabi Ismail” katanya sambil bercerita di sela-sela pertemuan dengan DC Sarolangun.

Di tengah sebagian masyarakat sudah putus asa, didapat secercah harapan dengan adanya informasi bahwa Desa Sungai Kramat yang sudah masuk pada penetapan pertama mengundurkan diri dengan alasan pelaksanaan program Pamsimas masih lama, karena pada tahun 2016 hanya perencanaan saja, sedangkan pelaksanaan pembangunan fisiknya di tahun 2017. Mengingat begitu sangat mendesaknya kebutuhan masyarakatnya terhadap air bersih dan tidak mau menunggu lama, akhirnya pelaksanaan program air minum di Desa Sungai Kramat itu dibangunnya melalui dana desa. Mereka beranggapan karena terlalu lama tahun perencanaan dengan pembangunan seakan-akan khawatir tidak dapat.

Tentu saja kabar mundurnya Desa Sungai Kramat dari penerima Program Pamsimas ini bagaikan petir di siang hari bagi semua pelaku Pamsimas di tingkat Kabupaten. Tentu saja akan menganggu kinerja kabupten secara keseluruhan. Untuk mencari tahu apa faktor penyebab mundurnya Desa Sungai Kramat ini, berulang kali Kepala Bappeda Kabupaten Sarolangun Dedy Hendry, M.Si dan Kepala Satker Arbain, ST mengundang Kepala desa dan beberapa pelaku Pamsimas di Desa Sungai Kramat tapi tidak berhasil. Akhirnya Kepala Bappeda Kabupaten Sarolangun berinisiatif mengganti dengan desa  lain. Tentu saja dikonsultasikan dulu dengan tim provinsi, apakah bisa atau tidak.

Melalui momentum Rapat Koordinasi di tingkat Provinsi Jambi pada tanggal 12-14 Juli 2017 yang juga dihadiri oleh Team Leader CMAC Pamsimas Endang Turyana, cerita Desa Batung Baru dan desa Sungai Kramat ini disampaikan. Tetap saja pertanyaan intinya apakah Desa Sungai Kramat yang sudah ditetapkan ini bisa diganti dengan desa lain, karena mereka sudah menyatakan mundur. Team Leader CMAC Pamsimas Endang Turyana mengatakan bahwa itu bisa dan diperbolehkan untuk diganti akan tetapi waktu pengusulannya sangat singkat.

“Baik, saya paham dengan informasi desa Sungai Kramat ini, mengingat waktu sudah sangat singkat, saya minta besok, tanggal 14 Juli 2017, jam 12.00 WIB surat usulan desa pengganti dari Bupati Sarolangun harus sudah diemailkan” ujar Tambah Sutrisni mengulang ucapan Team Leader CMAC Endang Turyana.

Mendapat angin segar itu. DC Sarolangun dengan timnya bergerak cepat dengan mengkoordinasikan peluang ini kepada Bappeda dan PU. Akhirnya Desa Sungai Kramat diganti dengan Desa Butang Baru melalui surat pengusulan pengganti oleh Bupati Sarolangun. Mendengar kabar baik ini masyarakat desa Butang Baru merasa senang dan bersemangat, meskipun waktu yang tersisa sangat sedikit, karena sudah di akhir tahun. Mereka tetap optimis dan yakin untuk menyelesaikannya dangan baik, bisa  mengejar dan mengikuti progres desa-desa penerima Pamsimas lainnya di Kabupaten Sarolangun yang lebih duluan bergerak.

Tanggal 28 Agustus 2017 adalah tanggal bersejarah bagi mereka, di sela-sela memperingati hari kemerdekaan, mereka juga merasa merdeka dan ingin keluar dari krisis air bersih, karena pada tanggal itu SK revisi penetapan desa penerima Pamsimas turun. Begitu mendapat kabar SK sudah turun, tim fasilitator Resdiyanti FM WSS, Iwit Koriyansyah dan Dawi FM CD bekerja keras dan bergerak cepat serta selalu bertindak tepat sesuai dengan motto PU untuk mengejar ketertinggalan. Mereka kembali menyakinkan masyarakat dan aparat desa, dengan menyusun langkah dan strategi percepatan. Walaupun dana baru proses Perjanjian Kerja Sama (PKS), tidak mau menunggu lama, kegiatan di lapangan sudah berproses dimulai dengan kegiatan pelatihan dan pembangunan fisik dengan mengunakan dana talangan.

“Kami senang bekerja di desa Butang Baru ini, karena koordinator KKM, Ketua Satlak dan masyarakatnya sangat bersemangat, tidak mungkin kami tidak semangat jika melihat masyarakat sangat bersemangat. Justru kondisi ini juga memicu kami untuk lebih bersemangat” ungkap dawi FM CD saat dihubungi di sela-sela pendampingan bersama rekannya.

Menariknya dari desa Butang Baru ini pada saat pengajuan T2 masyarakat di sekitar menara titik 1 sudah sepakat menyambung sambungan rumah (SR) sebanyak 53 SR melalui panitia yang dibentuk per dusun atau per titik menara dan sudah mulai membayar satu SR sebesar Rp. 250.000, sedangkan untuk musholla separohnya. Bagi orang kaya yang awalnya tidak ikut kontribusi maka ketika SR disepakati untuk membayar 2X lipat. Kemudian warga pemanfaat Pamsimas di sekitar menara titik 2 juga sudah membayar kontribusi dan sudah mendaftar SR sebanyak 30 rumah.

Sarana Pamsimas yang dibangun terletak pada dua dusun dari 4 dusun yang ada di desa Butang Baru, yaitu dusun 1 dan dusun 4. Kemudian pada 1 dusun lagi sudah ada program STBM. 1 dusun yang tersisa sebagian diintervensi oleh 2 titik menara yang dibangun ini dengan panjang pipa 170 m. Total BLM yang diterima Desa Butang Baru adalah sebesar Rp. 203.000.000 dengan Incash sebesar Rp. 12.300.000. Sedangkan In Kind untuk program Pamsimasnya sebesar Rp. 46.000.000. Kemudian dana yang berasal dari APBDesnya sebesar Rp. 28.000.000. Meskipun desa butang baru yang terakhir mulai, namun menjadi desa tercepat selesai di kabupaten sarolangun. InsyaAllah berkah. (Rahmat Tk Sulaiman, TA CD CB ROMS3 Jambi dan Tambah Sutrisni, DC Sarolangun;Deddy S-Web Admin CMAC)