Manokwari, Papua Barat – Kebiasaaan hidup berpindah-pindah di pedalaman Papua Barat adalah hal yang sudah biasa. Terutama jika tempat tersebut tidak memiliki air bersih untuk digunakan sehari-hari.  Air yang merupakan sumber kehidupan makhluk hidup terutama manusia, sehingga tidak heran jika daerah yang tidak memiliki air atau sumber airnya jauh maka akan ditinggalkan. Salah satu kampung yang masuk remote dan sulit mendapatkan air minum adalah Kampung Womnowi Distrik Sidey, Desa Womnowi, Kecamatan Sidey, Kabupaten Manokwari. Kampung ini pada awalnya dihuni sekitar 50 Rumah Tangga/KK, namun lama-kelamaan penduduk kampung semakin berkurang karena berpindah tempat tinggal di sekitar ibu kota Kecamatan (Distrik), yang sumber air minumnya lebih dekat.  Namun demikian rumah penduduk masih tetap ada dan mereka tetap berkebun di kampung halamannya itu.

Kampung Womnowi ini berada disebelah barat Manokwari, jarak dari kota kabupaten + 140 KM, dan jarak dari ibu kota kecamatan adalah sekitar 20 KM.   Jarak dari jalan Poros masuk ke kampung ini sekitar 5 KM dengan kondisi jalan yang masih berupa hamparan sirtu (belum diaspal).  Nampak sekali jalan tersebut sudah lama terhampar sehingga sudah mulai berlobang-lobang karena tidak pernah ada pemeliharaan.

Kampung Womnowi mendapatkan Program Pamsimas tahun 2015 dan sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Baru-baru ini tim fasilitator Manokwari bersama DC mengunjungi kampung ini untuk melihat keberfungsian, rupanya sarana air minum yang dibangun oleh Pamsimas, masih berfungsi dengan baik dan masyarakat sangat berterimah kasih dengan adanya Program Pamsimas sehingga masyarakat dapat menikmati air bersih dan masyarakat bisa tinggal menetap dikampung halamannya.

Kegiatan Pamsimas di kampung ini adalah penyediaan air bersih dengan sistem penangkap mata air, kemudian ditampung dalam bak penampungan dengan volume 10 m³, yang selanjutnya disalurkan ke kampung melalui saluran perpipaan sepanjang 1557 m, dengan menggunakan dana total sebesar Rp159.915.000,00  yang terdiri atas : BLM APBN sebesar Rp127.915.000,00, In-Kind senilai  Rp25.600.000,00 dan In-Cash sebesar Rp6.400.000,00.  Penggunaan dana sebesar itu tidak seberapa dibanding dengan social cost atau social value (nilai-nilai sosial) yang dihasilkan.

Nilai-nilai sosial yang dapat dilihat adalah kebiasaan hidup berpindah-pindah menjadi hidup menetap di kampung dan pola bercocok tanam menetap di area kebun mereka tidak dapat dinilai dengan uang.  Disamping itu pola hidup yang tidak higienis secara berangsur mulai terasa, yang mana pada saat-saat sebelum Program Pamsimas masuk, pola hidup cuci tangan sebelum makan itu belum diperhatikan.  Namun berkat penyuluhan dan pendekatan yang dilakukan dengan berbagai metode yang salah satunya dengan mempraktekkan cara cuci tangan yang baik yang dilakukan oleh fasilitator, sehingga cuci tangan sebelum makan sudah membudaya.  Perubahan perilaku seperti ini tak ternilai harganya.

Dampak lain yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya Program Pamsimas di Kampung Womnowi adalah pemanfaatan air untuk tanaman pekarangan atau tanaman yang ada di ladang mereka seperti lombok dan umbi-umbian.  Jika terjadi musim panas, mereka dapat menggunakan air yang ada untuk menyiram tanamannya, pada akhirnya dapat menambah penghasilan mereka. Kampung Womnowi saat ini dikenal sebagai penghasil lombok kecil di Kabupaten Manokwari.  Walaupun demikian kehidupan mereka tidak serta merta dapat berubah menjadi sejahtera, akan tetapi beban hidup mereka dapat dikurangi dan pola hidup sehat dapat meningkat. Oleh karena itu peran pemerintah dan pihak lainnya untuk melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan produksi pertanian mereka sangat dibutuhkan demikian pula perbaikan jalan untuk kelancaran transportasi hasil pertanian sangat diharapkan.

Keberhasilan Program Pamsimas di Kampung ini dapat bertahan sampai tahun ke tiga ini, atas berkat rasa kepemilikan masyarakat di kampung tersebut.  Walaupun iuran tidak lancar, karena penghasilan masyarakat tidak tetap dan semua penduduknya masuk kategori miskin, namun jika ada kerusakan jaringan perpipaan atau adanya penyumbatan di lokasi penangkapan air, mereka dengan rela berswadaya dan bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Sehingga sampai saat ini aliran air yang begitu dibutuhkan masih dinikmati oleh masyarakat.

Berkat Prorgam Pamsimas, masyarakat Kampung Womnowi dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan dapat hidup menetap bersama dengan keluarga besarnya dalam satu kampung, Terima kasih PAMSIMAS. Salam dari Kampung Womnowi. (Yanti S. Wowor-DC Kab. Manokwari;Deddy S-WDA NMC)