Jakarta –Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku sanitasi dan kebersihan melalui pemberdayaan masyarakat. Di Kelurahan Pekojan di Tambora, Jakarta Barat, pendekatan STBM terlihat sekali dengan adanya sinergi dari seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, sektor swasta dan pemerintah pusat.

Menguras atau menyedot septic tank secara berkala merupakan kewajiban bagi seluruh rumah tangga.  Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan hal tersebut masih rendah terutama di kalangan masyarakat miskin dan menengah ke bawah yang terkendala-biaya.

Kelurahan Pekojan di Tambora, Jakarta Barat, punya cara unik untuk mengatasi masalah ini. Dengan menabung sampah, warga bisa mendapat fasilitas sedot tinja gratis. Kok bisa? “Ya, ini merupakan bentuk sinergi kami dari Kelurahan Pekojan bersama Kementerian Kesehatan, IUWASH dan PD PAL Jaya demi mewujudkan sanitasi total berbasis masyarakat,” tutur Lurah Pekojan, Tri Prasetyo Utomo, disela-sela media visit STBM di Kantor Kelurahan Pekojan, Jalan PekojanIII,Tambora,JakartaBarat.

Tri menjelaskan Pekojan memiliki bank sampah di Jalan Gedong Panjang yang bersebelahan dengan tempat penampungan sampah. Pada konsep bank sampah biasa, masyarakat biasanya mendapat uang agar mau ‘menabung’ sampah plastik, koran, botol, besi hingga bungkus kopi dan mi instan.

Namun sejak pertengahan tahun 2016 lalu, Kelurahan Pekojan bekerjasama dengan PD PAL Jaya dan IUWASH PLUS memberlakukan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2). Untuk dibayarkan secara langsung, uang yang dihasilkan warga dari menabung sampah digunakan untuk membiayai layanan L2T2.
“L2T2 ini hadir sebagai solusi mengatasi pencemaran tanah dan lingkungan akibat septic tank yang bocor. Penyedotan yang terjadwal dan berkala dapat mencegah terjadinya pengurangan efisiensi dan sedimentasi septic tank di rumah warga,” tutur Subekti, Direktur PD PAL Jaya pada kesempatan yang sama.

Satu kali penyedotan untuk satu septic tank dihargai Rp 330.000. Nah, sampah hasil tabungan warga akan dijual oleh petugas bank sampah dan hasil penjualan sampah tersebut yang nantinya dibayarkan ke PD PAL Jaya.Tidak semua sampah dijual kepada pengepul. Sebagian lainnya diolah kembali oleh ibu-ibu di Pekojan menjadi kerajinan tangan multifungsi seperti tas belanja, bunga dari plastik hingga gelang dan ikat rambut.

Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr Imran Agus Nurali, SpKO, berharap ke depannya sinergi seperti ini bisa dicontoh oleh daerah lain. Prinsip STBM adalah pemberdayaan masyarakat sehingga apa yang dilakukan di Kelurahan Pekojan ini patut ditiru oleh daerah lain.
“Sanitasi harus diatasi bersama. Harus ada kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan mitra lainnya agar masalah sanitasi di Indonesia bisa segera teratasi,” tutupnya.(AT Pulungan-Desain Graphis CMAC;Deddy-Web Admin CMAC)