Gunungkidul, Yogyakarta – Bupati Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta Hj Badingah, SSos meresmikan sarana air minum perdesaan yang dibangun melalui kegiatan Pamsimas. Peresmian sarana air minum dipusatkan di Desa Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (30/01).
Peresmian sarana diawali dengan pengguntingan pita dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti. Dengan diresmikan sarana tersebut maka pembangunan sarana air minum dan sanitasi tahun anggaran 2018 di 15 Desa dinyatakan selesai, dan sarana segera diserahkan ke masyarakat untuk dikelola dan dimanfaatkan penggunaannya.
Peresmian sarana air minum juga dihadiri Pokja AMPL, PAKEM, DPMU, Pamsimas ROMS Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul berserta Tim Fasilitator pendamping masyarakat, 10 Camat, dan 15 perwakilan Pemerintah Desa berserta Satlak, KKM dan KPSPAMS.
Bupati Badingah pada kesempatan tersebut mengapresiasi hasil kinerja dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat atas komitmennya untuk terus berupaya mewujudkan pembangunan instalasi maupun jaringan sarana air minum untuk masyarakat Gunungkidul. Hal tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang selama ini kesulitan air bersih.
Bupati juga menyampaikan, air bersih yang berstandar air minum merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang sehingga mempunyai peran vital terhadap kehidupan masyarakat. Semakin berkualitas air bersih yang berstandar air minum yang dikonsumsi, akan semakin meningkatkan pula kualitas hidup masyarakatnya.
Bupati Badingah menceritakan kondisi beberapa puluh tahun lalu, Gunungkidul sempat dilanda kekeringan akibat penebangan hutan yang berdampak pada rusaknya sumber mata air. Namun dengan keberhasilan sektor pertanian dan kehutanan dalam pengelolaan lahan yang baik, kini, Kabupaten Gunungkidul telah menjadi hijau kembali.
“Marilah kita bersama-sama meninggali anak cucu kita dengan mata air, jangan ditinggali dengan air mata” ucap Hj Badingah sekaligus mengakhiri sambutannya.
Sarana air minum dan sanitasi yang diresmikan tersebut dibangun dengan dana dari APBN, APBD, APBDes, dan swadaya masyarakat, dengan rincian dana APBN 3,67 M, APBD 710 Juta, APBDes 537 Juta, dan swadaya masyarakat sebesar 1,05 M.
Sukiyo (60 tahun), Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Pamsimas Desa Mertelu mengatakan, ada keterlibatan pembiayaan dari masyarakat yang berwujud in-cash (tunai-RED) dan in-kind (material dan tenaga/kerja bakti-RED) disamping bantuan langsung masyarakat (APBN). Sukiyo menambahkan, sejumlah uang yang ada dikelola dan dipergunakan sebaik mungkin, dan kerja bakti masyarakat tidak ada bayarannya, semua anggota masyarakat bergotong royong. “Gotong royong masyarakat dikerjakan mati-matian, tidak mengenal hujan dan panas agar semua dapat fiselesaikan”, imbuh Ketua Satlak.
Bardi (65 tahun), petani kacang Desa Mertelu mengatakan, dulu ketika mencari air melelahkan, dengan adanya Pamsimas ini mereka sangat senang dan gembira. Seluruh warga Desa Mertelu mengucapakan terima kasih dengan adanya program Pamsimas.
Sementara itu, Heri Cahyana, Sekretaris Desa Mertelu mengatakan, dengan kegiatan Pamsimas berharap dapat memutus mata rantai kekeringan yang dialami oleh lebih dari 350 KK.
Sarana air minum yang diresmikan tersebut tersebar di 15 Desa di 10 Kecamatan yang ada di Gunungkidul, dengan rincian nama desa: Mertelu, Karangmojo, Duwet, Semoyo, Umbulrejo, Kedungkeris, Nglipar, Pengkol, Jatiayu, Sidoharjo, Purwodadi, Giriasih, Giriharjo, Natah, dan Desa Plembutan.
Kondisi geografis Kabupaten Gunungkidul berupa pegunungan batuan karst yang kering dan tandus menyebabkan warga mengalami kesulitan air untuk minum terutama di saat musim kemarau tiba. Dengan telah selesainya pembangunan sarana air minum di 15 Desa di 10 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, diharapkan mampu mengatasi permasalahan jumlah ketersediaan fasilitas pelayanan air minum yang aman dan sanitasi yang layak serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (AT Pulungan-Ass Media & ES Winanto-DC Kunungkidul/ Hartono Karyatin-Adv & Media Sp Pamsimas).