Tebo, Jambi – Masyarakat Desa Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kab. Tebo Prov. Jambi memiliki luas wilayah 4.5000 Ha/KHM, dengan total jumlah penduduk sebanyak 2.028 jiwa atau sebanyak 585 KK. Saat ini Desa Teluk kembang Jambu dibagi ke dalam 2 dusun yaitu Dusun Bukit Kembang Satu dan Desa Bukit Kembang Dua yang dipimpin oleh masing-masing satu orang Kepala Dusun, mereka sangat membutuhkan air bersih melalui program Pamsimas ini.

Tahun 2017 kemaren dilaksanakan pembangunannya oleh masyarakat. Awal masuknya program Pamsimas di Desa Teluk Kembang Jambu ini, pada tahun 2016 panitia pengusul proposal dan Kepala Desa Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kab. Tebo Prov. Jambi mengajukan proposal untuk mendapatkan Program Pamsimas. Tahun 2017 pelaksanaan kegiatan dimulai dengan opsi sumber air baku Sumur Bor Dalam berdasarkan pleno opsi yang dilakukan di desa.

Desa yang wilayahnya dilewati oleh Sungai Batanghari ini, kebanyakan mata pencarian masyarakatnya adalah petani dan berkebun sawit, karet dan nelayan. Meskipun akses jalan desa yang menghubungkan antar dusun masih merupakan jalan setapak, namun sudah mendapatkan aliran listrik dari PLN. Kondisi yang sangat memprihatinkan membuat merekamenjadi antusias dengan Pamsimas.

Menariknya proses Pamsimas dibandingkan dengan program lainnya melibatkan semua masyarakat secara partisipatif, tanpa memandang usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan atribut lainnya. Mulai dalam proses perencanaan maupun dalam pelaksanaan, semuanya terlibat dan dilibatkan, apalagi dalam hal gotong royong.

Pemandangan yang menarik terlihat di Desa Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kab. Tebo Provinsi Jambi di sela-sela kunjungan Monev tim ROMS 3 Provinsi Jambi didampingi DC Kab. Tebo Ririn Sumira dan fasilitator pada rabu, (8/11/2017) terlihat seorang kakek tua yang bernama Datuk Samat berusia 80 tahun lebihikut berbaur dengan warga masyarakat lainnya dalam melakukan gotong royong penggalian pipa, dia juga ikut mengayunkan cangkul. Meskipun sudah tidak muda lagi, namun Datuk Samat tetap semangat untuk ikut terlibat membangun sarana Pamsimas.

Pada saat istirahat, Datuk Samat berbincang-bincangdengan Dedy Eka Putra dan Ririn Sumiradari ROMS sambil menanyakan perihal motivasi beliau ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program Pamsimas ini meskipun usia sudah renta. Dengan santai dan penuh canda ia menjawab dengan bahasa daerah, sambil diselingi ketawa oleh warga yang ikut gotong royong saat itu.

“Saya ingin menunjukan sebuah nilai kepada generasi muda sekarang, bahwa gotong royong adalah warisan nenek moyang kita, hal itu harus ditradisikan, meskipun sekarang sudah mulai pudar. Namun dengan masuknya program Pamsimas ke kampung kami, gotong royong digerakan kembali, karena menjadi syarat dalam program, maka saya harus ikut” ujarnya dengan suara yang terputus-putus.

Lebih lanjut ia memaparkan arti pentingnya musyawarah dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, karena melalui musyawarah pendapat yang banyak dihimpun menjadi sebuah kesepakatan, kemudian kesepakatan itulah yang harus dilaksanakan di lapangan. Selanjutnya melalui gotong royong pekerjaan berat akan terasa ringan, apalagi dikerjakan secara bersama-sama penuh kegembiraan.

“Saya berterimakasih sekali kepada Pamsimas ini, ada dua terimakasih yang saya sampaikan. Pertama terimakasih telah memberikan bantuan sarana air minum Pamsimas, kedua terimakasih telah menghidupkan kembali nilai-nilai musyawarah dan gotong royong. Sebab, melalui program Pamsimas kami diharuskan musyawarah dan gotong royong” tambah bapak lima anak ini sambil berharap agar generasi berikutnya tidak mengalami kekurangan air bersih.

Datuk Samat yang lahir pada tahun 1937 ini, tepatnya 7 tahun sebelum kemerdekaan RI memang sangat membutuhkan air bersih. Sebab selama ini untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya, beliau dan keluarga selalu menunggu hujan dulu. Jika musim kemarau panjang datang, keluarga ini terpaksa meminta air ke tetangga dan juga mengangkut air dengan jerigen 5 liter dari rawa yang berada 100 meter lebih dari rumahnya. Kondisi yang sama juga dirasakan sebagian warga desa yang lain.

Ketika dapat kabar bahwa desanya ditetapkan sebagai salah penerima Program Pamsimas, Datu Samat sangat bersemangat untuk menyukseskannya. Meskipun pekerjaannya sebagai petani tambak ikan yang tinggal dirumah sangat sederhana, beliau tetap berbaur dan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan sosial lainnya, termasuk dalam Program Pamsimas ini.

Menurutnya, faktor usia tidak menjadi penghalang baginya untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong. Justru dengan usia yang sudah renta ini, masih ikut bergotong royong malah bisa mendorong yang muda-muda juga ikut terlibat. Meski Datuk Samat sudah berkepala putih tapi ia terlihat begitu cekatan saat mengayunkan cangkul. Tidak tampak kelelahan pada kakek yang tinggal berdua saja dengan istrinya di rumah, karena anaknya sudah berkeluarga dan hidup terpisah.

Datuk Samat juga menambahkan bahwa pada Program Pamsimas, dibangun dengan penuh keterbukaan, transparan dan akuntabel bahkan masyarakat diajak untuk tahu dan kritisterhadap apa yang dibangun dan berapa besaran dana yang digunakan. Fasilitator juga selalu mensosialisasikan Laporan Informasi dan Pengaduan untuk Tranparansi (LIPUT).

Menariknya lagi adalah Datuk Samat juga tahu total pembiayaan RKM di Desa Teluk Kembang Jambu, meskipun tidak menjabat sebagai pengurus KKM dan Satlakyaitu sebesar Rp245.000.000, ditambah dengan In Cash 4 % dan Inkindnya 16% serta dana APBDes sebesar 10 % dari total RKM. Dari dana itulah KKM, Satlak dan masyarakat termasuk bapak Datuk Samat mendirikan 1 titik menara air, 1 bangunan rumah pompa, 1 buah kran umum dengan total panjang pipa dan assesories sepanjang 2.343 m yang digali melalui gotong royong.

Sekarang pembangunan sarana Pamsimas tersebut telah selesai dibangun dan dilakukan uji fungsi serta serah terima. BP SPAMS sudah mulai mengelola dan airnya sudah dinikmati oleh Datuk Samat dan masyarakat Desa Teluk Kembang Jambu. Semoga Pamsimasnya bisa berkembang seperti penggalan nama desanya “Kembang”. Amien. (Rahmat Tk Sulaiman, TA CD CB Jambi dan Ririn Sumira, DC Kab Tebo: Deddy S-WDA NMC)