Ciamis, Jawa Barat – Desa Dadiharja Kecamatan Rancah adalah salah satu desa penerima Program Pamsimas III di Kabupaten Ciamis tahun 2018. Akses terhadap air minum maupun sanitasi di desa ini tergolong masih rendah. Dari total jumlah penduduk 2.331 jiwa, baru 855 jiwa atau 37,97% yang yang memiliki akses terhadap air minum. Setali tiga uang, akses terhadap sanitasi juga masih sangat rendah. Hanya 776 jiwa atau sekitar 32,29% yang memiliki akses terhadap sanitasi layak. Sebuah PR besar bagi Desa Dadiharja untuk meningkatkan akses dasar air minum dan sanitasi .

Untuk mencukupi kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari warga Desa Dadiharja memanfaatkan sumur gali, sumur bor milik pribadi, sumber mata air, dan jaringan pipanisasi bantuan BBWS dengan cakupan terbatas. Namun saat kemarau tiba sumur gali milik warga mengalami kekeringan sehingga warga mengambil air dari sumber mata air yang ada di desa. Sumber mata air Bihbul yang berada di Dusun Karangtanjung masih menjadi andalan warga ketika musim kemarau tiba, debit airnya cukup stabil sekalipun dimusim kemarau. Kelak sumber mata air inilah yang dijadikan sumber air baku untuk program Pamsimas.

Dengan cakupan air minum dan sanitasi yang tergolong rendah, maka Pemerintah Desa Dadiharja memberikan prioritas bagi pembangunan bidang air minum dan sanitasi. Untuk itu pemerintah desa bersama dengan masyarakat mengajukan Proposal Usulan Pamsimas kepada Tim Pakem Kab. Ciamis. Alhamdulillah usulan tersebut diterima dan diteruskan Bupati Ciamis dan kemudian ditetapkan menjadi desa sasaran Pamsimas TA 2018 oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.

Sesuai dengan Rencana Kerja Masyarakat (RKM), pembangunan SPAM Perdesaan Desa Dadiharja menelan biaya Rp 350 juta. Kebutuhan pembangunan sarana-prasarana air minum dan sanitasi tersebut dicukupi dengan bantuan BLM sebesar Rp 245 juta, APBDes sebesar Rp 35 juta, dan sisanya sebesar Rp 56 juta berasal dari swadaya masyarakat (in-kind dan in-cash).

Dana BLM termin pertama cair Juli 2018 dengan target untuk pembangunan broncaptering. Sempat muncul kendala pada saat penggalian pondasi broncaptering dimana ketika penggalian di sekitar mata air dilakukan, aliran mata air berpindah/ bergeser. Saat penggalian dilakukan lagi berdasarkan pergerakan aliran air, aliran air terus berpindah. KKM dan Satlak tidak berputus asa dan terus berusaha. Setelah diupayakan berbagai macam cara, akhirnya aliran mata air tidak lagi berpindah/bergeser dan broncaptering dapat terbangun meski melebihi target yang ditetapkan.

Proses pembangunan Pamsimas di Desa Dadiharja diapresiasi masyarakat maupun aparat desa dan komite Sekolah Dasar Desa Dadiharja, terlihat dari tingkat partisipasi masyarakat saat pembangunan berlangsung. Pihak pemerintahan desa dan kecamatan juga memberikan dukungan penuh. Saat uji-fungsi dilakukan turut dihadiri pihak Puskesmas yaitu Sanitarian dan Bidan Desa. Pihak Sanitarian berharap program Pamsimas akan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pola hidup sehat terutama penurunan angka BABS (buang air besar sembarangan).

Sarana yang dibangun melalui Pamsimas terus dikelola dengan baik oleh KPSPAMS.  Saat ini sudah ada 84 sambungan rumah (SR) yang semuanya telah dilengkapi dengan water meter. Bagi warga yang belum mampu memasng SR untuk sementara dapat memanfaatkan dua buah titik kran umum (SR). Warga memiliki kesadaran cukup baik untuk membayar iuran air. Warga bersepakat untuk menghentikan/memutus aliran air bagi warga yang tidak disiplin membayar iuran.  Menurut Ketua KPSPAMS Bihbul Desa Dadiharja Asep Ismaya, animo masyarakat terhadap Pamsimas sangatlah baik,  mereka hanya perlu waktu untuk mengumpulkan dana untuk mengajukan sambungan rumah. Dengan adanya kesadaran masyarakat akan lebih menjamin keberlanjutan sarana. (Fitri Supriatin-FM CD Kab Ciamis/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp PAMSIMAS)