Gianyar, Bali – Ditengah kesibukannya membuka acara Workshop Bimbingan Teknis Penyiapan SPAM Regional di Bali, Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, (PSPAM) Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg mengunjungi lokasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Bresela Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Senin (21/10).

Kunjungan dimaksudkan untuk melakukan monitoring dan melihat secara langsung pengelolaan sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas yang dilakukan oleh masyarakat melalui Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS), manfaat yang dirasakan masyarakat, dan keberlanjutan sarana.

Dalam kunjungannya tersebut ia didampingi Ketua CPMU Pamsimas Fajar Eko Antono, ST, MSc dan Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Provinsi Bali Didik Wahyudi, serta konsultan pendamping Pamsimas untuk wilayah Bali.

Setahun yang lalu, tepatnya 8 Oktober 2018, desa ini pernah dikunjungi CEO Bank Dunia (Washington) Ms Kristalina Georgieva, dengan didampingi Task Team Leader Bank Dunia Program Pamsimas di Indonesia George Soraya dan Ketua CPMU Pamsimas Tanozisochi Lase.

Desa Bresela merupakan salah satu dari 15 desa di Kabupaten Gianyar yang menjadi lokasi program Pamsimas. Sarana fisik yang dibangun terdiri dari 1 unit resevoir (32 M²), pompa submersible, 1.250 M jaringan pipa, dan 4 unit sarana cuci tangan di sekolah (CTPS). Melalui program Pamsimas ada tambahan 165 Sambungan Rumah (SR) yang melayani 759 jiwa. Total SR saat ini berjumlah 641 yang dapat melayani seluruh penduduk desa sebanyak 2.553 jiwa.

Sebagaimana dituturkan oleh I Made Lena, Ketua KPSPAMS Desa Bresela, sarana yang dibangun Pamsimas tahun 2017 menelan biaya Rp 215 juta. Biaya tersebut berasal dari pemerintah berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 150 juta, APBDes senilai 21,5 juta, ditambah swadaya masyarakat berupa dana tunai (in-cash) 9,1 juta dan dalam bentuk tenaga kerja dan material lokal (in-kind) senilai 34,4 juta.

Pengelolaan sarana Pamsimas dikelola oleh KPSPAMS yang menjadi bagian unit usaha  BUMDes. Tarif air diberlakukan secara progresif, yaitu: pengunaan 1-10 M3 dikenakan tarif Rp 1.000/M³; 11-20 M3 Rp. 1.500/M3; 21-30 M3 Rp. 2.000/M³, dan penggunaan di atas 30 M3 dikenakan tarif Rp 3.000/M³, dengan biaya beban Rp 1.000. Kini, setelah pengelolaan berjalan hampir dua tahun, saldo keuangan KPSPAMS sebesar Rp 180 Juta (Oktober 2019). Hal tersebut menunjukkan pengelolaan berjalan baik dan mampu memenuhi biaya operasional dan biaya pemulihan (cost recovery).

Program Pamsimas telah membuat masyarakat yang tadinya kesulitan mendapatkan air minum aman dan sanitasi layak, kini sudah tercukupi kebutuhan air, bahkan dapat mengakses air selama 24 jam. Masyarakat juga tumbuh lebih sehat. Pada 17 November 2017 masyarakat Desa Bresela mendeklarasikan sebagai desa ODF atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan.

Program Pamsimas juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat, dengan tumbuhnya usaha produktif seperti misalnya peternakan, kerajinan dulang, laundry, rumah makan, dll, yang berpotensi meningkatkan pendapatan warga dan pendapatan asli desa.

Direktur Pengembangan SPAM diakhir kunjungan menyampaikan kesan positip atas capaian dan pengelolaan sarana yang dilakukan oleh masyarakat melalui KPSPAMS dalam memberikan layanan air minum kepada masyarakat setempat. Semoga capaian ini dapat ditiru oleh KPSPAMS yang lain (Izzul Himamsyah-TA CDCB Bali & Sudebja-DC Kab Gianyar/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).