Jakarta – Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Ir. Sri Hartoyo, Dipl S.E. M.E. mengukuhkan Pengurus DPP Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan (Asosiasi SPAMS Perdesaan) periode 2018 – 2023 di Jakarta, Rabu (4/07/2018). Sebelum melakukan pengukuhan, Dirjen Cipta Karya terlebih dulu menanyakan kesediaan mereka menjadi pengurus Asosiasi.

Sebelumnya Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Ir. Muhammad Sundoro, M.Eng melaporkan, Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dibentuk pada tahun 2013. Saat ini telah terbentuk 226 Asosiasi tingkat Kabupaten dan 8 Asosiasi tingkat Provinsi, serta lebih dari 16.000 KP-SPAMS (Kelompok Pengelola SPAMS) di tingkat desa. KP-SPAMS adalah kelembagaan yang dibentuk masyarakat di tingkat desa untuk mengelola operasi dan pemeliharaan dari sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dibangun melalui program Pamsimas.

Lebih lanjut Direktur melaporkan, pada 22-25 Mei lalu telah dilakukan Rapat Koordinasi Nasional, sekaligus Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan di Semarang untuk memilih pengurus baru. Selain berhasil memilih Ketua Umum yang baru, melalui Sidang Formatur, Munas berhasil membentuk kepengurusan lengkap DPP. Kepengurusan yang baru dipimpin oleh Marsono (Ketua Umum), Silvanus (Sekretaris Umum), Rokhali (Bendahara Umum), dengan dibantu beberapa pengurus lainnya, secara keseluruhan anggota pengurus sebanyak 29 orang.  Direktur PSPAM meminta kepada Dirjen Cipta Karya untuk mengukuhkan kepengurusan DPP Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan periode 2018-2023.

Setelah pengukuhan pengurus, Dirjen Cipta Karya menyampaikan sambutan sekaligus arahannya. Dalam sambutannya Dirjen mengingatkan untuk memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat hendaknya dibarengi dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya air minum dan cara pengelolaan yang baik.  Maksud yang baik belum tentu diterima masyarakat, karenanya perlu dilakukan sosialisasi lebih dulu kepada masyarakat.

Masyarakat tidak hanya diberikan pelayanan air minum, namun juga harus dibarengi dengan pelayanan sanitasi yang layak. Begitu pentingnya pelayanan dasar berupa air minum dan sanitasi yang akan berdampak kepada kesehatan lingkungan.

Masyarakat di Indonesia masih menghadapi masalah sanitasi baik di lingkungan perkotaan lebih-lebih di kawasan perdesaan. Ke depannya masalah tersebut akan semakin berat dan komplek seiring dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga lingkungan permukiman semakin padat dan komplek. Hal tersebut bisa menimbulkan polusi, pencemaran lingkungan, air menjadi tercemar bakteri coli dari tinja manusia, sehingga dapat menimbulkan bebagai penyakit yang dapat mempengarihi kesehatan manusia.

Dirjen juga sedikit menyinggung masalah stunting yang perlu mendapat perhatian serius. Masalah stunting tidak hanya karena masalah air bersih dan sanitasi, namun juga karena masalah gizi, pendidikan, dan masalah-masalah lainnya. Karena itu Pamsimas dapat berkontribusi untuk penurunan stunting dengan memastkan tersedianya layanan air minum yang aman dan sanitasi yg layak.

“Karenanya, kontribusi sekecil apapun melalui program Pamsimas dalam menyediaan air minum dan sanitasi, akan sangat penting dan mulia,” ucap Dirjen. Mengurusi masalah air minum dan sanitasi untuk masyarakat kecil berpenghasilan rendah seperti yang dilakukan Pamsimas, bukanlah perkara mudah, sungguh sangat susah.

Tidak hanya masalah sanitasi saja, tetapi juga masalah sampah dan drainase lingkungan. Drainase lingkungan yang buruk akan mengakibatkan genangan air ketika hujan, sehingga akan mempengaruhi kesehatan lingkungan. Dengan lingkungan permukiman yang sehat maka masyarakat akan semakin sehat sehingga berbagai urusan dapat diselesaikan dengan baik.

Pamsimas selalu melibatkan masyarakat dalam setiap tahap kegiatan, bahkan pada tahap gagasan saja sudah melibatkan masyarakat. Gagasan untuk mewujudkan sistem air minum di perdesaan sudah dibahas dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat pada saat “Rembuk Warga”.

Termasuk kebutuhan akan sanitasi dilakukan melalui proses pemicuan dengan melibatkan warga. Melalui peran Sanitarian masyarakat dipicu lebih dulu, ditingkatkan kesadaraanya betapa pentingnya air minum, dan tentunya sanitasi juga. Kepada masyarakat ditanamkan kesadarannya, tidak hanya membangun sarana saja, tetapi juga aspek pengelolaan karena membutuhkan biaya. Karena itu masalah biaya juga dibicarakan bersama masyarakat, dan dipikul serta ditanggung secara bersama-sama, atau sesuai dengan pemakaian air bila telah menggunakan water meter.

Hadirnya KP-SPAMS di tingkat desa merupakan wujud partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam mengelola sarana yang telah dibangun. KP-SPAMS harus memastikan keberlanjutan program dan menjadi mitra Pemerintah Desa dalam memberikan layanan air minum secara berkelanjutan. Keberadaan KP-SPAMS, dan juga peran Asosiasi SPAMS Perdesaan, sangat penting dalam mendukung Akses Universal. Dirjen mengharapkan, keberadaan KP-SPAMS/Asosiasi tidak hanya menjadi perhatian pemerintah pusat saja, hendaknya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota ikut memperhatikan juga.

Diharapkan para pengelola Asosiasi mampu menjadi mediator antara masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah, dan pihak lainnya sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan dasar air minum aman dan sanitasi yang layak secara berkelanjutan.

Dirjen mengatakan, tingkat kesehatan masyarakat Indonesia akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat akan berpengaruh secara langsung kepada kemajuan bangsa. “Betapa mulianya yang telah dilakukan Pamsimas, dari langkah kecil di tingkat desa akan memberikan kontribusi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia secara nasional, setidaknya dari aspek kesehatan,” imbuh Dirjen.  “Semoga kerja yang tulus dan iklas bapak dan ibu sekalian akan menjadi bagian dari amal jariah”, ucap Dirjen mengakhiri sambutannya (Hartono Karyatin – Advocacy & Media Sp. NMC)