Barito Kuala, Kalsel – Asmiati, atau akrab disapa Asmi, lahir di Barito Kuala 05 Januari 1987.  Ia  merupakan sosok perempuan tangguh dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) dari Desa Tabing Rimbah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.  Asmi saat ini juga menjabat anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang berfungsi membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Keterlibatan Asmiati dalam pengeloaan SPAMS di Desa Tabing Rimbah berawal dari pelaksanaan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas tahun 2017, dimana ia  menjadi Ketua Satlak (Satuan Pelaksana).  Pasca kegiatan Pamsimas, ia terus  aktif dalam pengelolaan SPAMS.  Saat ini ia dipercaya menjadi Bendahara Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS), kelembagaan yang dibentuk masyarakat untuk mengelola sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas.   “Siapa sih yang tidak kenal bu Asmi dari Desa Tabing Rimbah, selain memiliki paras ayu juga sangat aktif di berbagai kegiatan di desa dan lingkungan tempat tinggal beliau,” tutur Masran, Kepala Desa Tabing Rimbah.

Apa yang mendorong Asmi gigih memperjuangkan SPAMS yang dibangun  tahun 2017 sehingga sarana  tetap berfungsi baik dan dimanfaatkan oleh masyarakat?  Sebagaimana dituturkan Asmi, sebelum Pamsimas masuk desanya, tetangganya kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.   Warga desa perlu waktu dan tenaga ekstra untuk mengambil air dari sungai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.  Warga yang mampu bisa membeli air dengan harga Rp 2.000 per dirigen isi 20 liter.  Untuk satu minggu dibutuhkan tidak kurang 7 dirigen dengan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 56.000 setiap bulannya.

Desa Tabing Rimbah merupakan daerah atau kawasan gambut.  Di sana banyak sungai dengan air melimpah dengan kadar keasaman yang tinggi.  Saat musim tanam padi tiba kondisi air sungai menjadi keruh akibat aktifitas pertanian.  “Bagaimana anak-anak kami bisa masuk TNI jika kesehatan gigi mereka buruk dan keropos akibat aktivitas mandi di sungai dan sikat gigi menggunakan air dengan kadar asam tinggi,” keluh Asmi.

Hampir di setiap tahapan kegiatan Pamsimas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, operasional dan pemeliharaan, Asmi selalu hadir dan memberikan kontribusi gagasan, bahkan menyediakan rumahnya untuk digunakan rapat/pertemuan warga.  Ia berani memberikan saran dan pendapat serta  adu argumentasi dalam menyampaikan pandangannya.

Hal yang krusial dalam pengelolaan SPAMS adalah penetapan iuran dan tarif air.  Idealnya besaran iuran yang ditetapkan harus mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan sarana serta pengembangan sarana lebih lanjut.  Asmi terlihat aktif menyampaikan gagasan dan memberikan argumentasi saat pembahasan penetapan iuran air.  Hasil kesepakatan dengan warga, tarif air ditetapkan Rp 5.000/m3 ditambah biaya beban Rp 10.000 per sambungan rumah per bulan.  Selain menyepakati tarif air, juga disepakati pemberian sanksi sebesar Rp 5.000 bagi warga yang terlambat membayar iuran melewati tanggal 25 setiap bulannya.

Dalam perencanaan pembangunan tingkat desa seperti forum Musrenbang Desa,  Asmi  mengusulkan bantuan biaya pemasangan sambungan rumah (SR) untuk warga masyarakat miskin (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR).  Ia mengusulkan 25 KK mendapatkan bantuan SR melalui pembiayaan APBDes tahun 2021.

Pemerintah desa memberikan respon positif atas usulan bijak tersebut dan bersedia menganggarkan subsidi 60 unit SR melalui dana APBDes tahun 2021.  Untuk biaya pemasangan SR baru KPSPAMS mematok biaya Rp 350.000 per SR.  Pemerintah desa memberikan subsidi melalui dana APBDes senilai Rp 200.000 per SR, sehingga warga masyarakat miskin cukup membayar Rp 150.000 saja untuk mendapatkan sambungan rumah.

SPAMS yang dibangun melalui program Pamsimas tahun 2017 saat ini masih berfungsi baik.  Desa Tabing Rimbah memiliki jumlah penduduk 642 KK yang tersebar di 11 RT, dan baru sebagian RT saja yang dilayani air Pamsimas.  Luasnya wilayah desa dengan jarak antarrumah dan RT sangat mempengaruhi perkembangan jumlah SR.

Di awal Pamsimas beroperasi tahun 2017, jumlah SR terpasang sebanyak 16 unit, kemudian berkembang menjadi 25 unit pada tahun 2018, terus menjadi 36 SR pada tahun 2019.  Pengelolaan SPAMS yang bagus, tahun 2020 Desa Tabing Rimbah diganjar program Hibah Insentif Desa (HID) untuk meningkatkan kualitas pengolahan air dan kuantitas dengan menambah jaringan pipa distribusi untuk menjangkau RT yang belum terlayani.  Program HID ini menambah SR sebanyak 13 unit, sehingga total keseluruhan jumlah SR sebanyak 49 SR, dengan jumlah pemanfaat 63 KK atau 203 jiwa.  Saat ini Pamsimas telah menjangkau pelayanan air minum di RT 02 s/d RT 06.  Tahun 2021 dengan dukungan APBDes diharapkan jumlah SR  berkembang lagi menjadi 60 unit.

Semangat Asmi patut mendapatkan acungan jempol.  Asmi begitu getol sekali mengajak perempuan dan kaum ibu di desa untuk aktif dalam setiap tahapan kegiatan Pamsimas dan terlibat aktif dalam kegiatan maupun kepengurusan KPSPAMS.  Mayoritas keanggotaan KKM – Satlak dan KPSPAMS di Desa Tabing Rimbah adalah kaum hawa alias perempuan.  Kaum perempuan tidak sekedar duduk tapi juga memiliki memiliki peran dan gagasan dalam pengelolaan dan pengembangan SPAMS di desa. Asmi selain memotivasi kaum perempuan pentingnya kebersamaan dan kekompokan, juga bersedia memberikan bimbingan kepada anggota KPSPAMS lainnya.

Untuk seluruh kaum perempuan dimanapun berada, kami ucapkan Selamat Hari Ibu …… Perempuan Berdaya Indonesia Maju!  Dari kelembutan dan kasih sayangmu lahirlah generasi muda harapan bangsa yang akan meneruskan pejuangan bangsa mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Indah Prasetyawaty Lazuarini, SKM-Co-DC Barito Kuala/Zulkifli-CDCB Kalsel/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).