Nangroe Aceh Darussalam – Kabupaten Bener Meriah provinsi Aceh merupakan Kabupaten  Pemekaran Tahun 2003 dari Kabupaten Aceh Tengah, berada pada posisi 40 33 50” – 40 54’ 50” LU dan 960 40’ 75” – 970 17’ 50” BT , dengan ketinggian 100-2.500 Mdpl, dihuni oleh 139.890 jiwa yang tersebar di 27 mukim (gabungan dari beberapa desa yang di atur menurut adat Gayo), 233 desa 10 Kecamatan, didiami oleh suku Gayo, Suku Aceh, Suku Jawa, Minang dan Batak, keseharian masyarakat menggunakan bahasa Gayo yang berbeda dengan bahasa Aceh. Penghasilan utama masyarakat adalah Kupi Gayo (Kopi Gayo) dengan varietas Arabica dan pengahasil sayuran, daerah yang subur dengan tanah berpasir yang berasal dari letusan gunung Bor Ni Telong, pola pemukiman masyarakat mengelompok-ngelompok di daerah perbukitan, lebih dari 60% tanahnya memiliki kemiringan 40% sehingga banyak yang masyarakat mengeluhkan terhadap akses air bersih. Dimana daerah ini merupakan daerah penangkap hujan dan penyedia air ke kabupaten lain melalui sungai 11 sungai besar maupun kecil yang bermuara ke pantai timur Sumatera serta kondisi tanah berpasir yang renggang yang membuat air cepat meresap dan hilang.

Sarana air bersih cukup banyak yang telah terbangun, baik itu dari program BKPG, PNPM-MP, Dana Desa, Mamamia dan swadaya masyarakat, banyak juga yang dibangun dari proyek Pemerintah yang bersumber dari APBK, DAK, Otsus dan dana Aspirasi, dari pengamatan dilapangan sistem pengelolaan masih amat sederhana, dan teknis pengolahan air sangat jauh dari apa yang di isyarakatkan. Dalam hal inilah adanya sebuah tantangan berat pemerintah daerah dalam mewujudkan 100-0-100 tahun 2019, namun Bapeda selaku Pokja AMPL yang di kepalai oleh Khairun Aksa, SE, MM yang juga pembina  Lembaga Masyarakat Peduli Kopi Gayo (MPKG) dengan dibantu staf bapeda, memiliki pemikiran cemerlang, dimana Program Pamsimas yang baru masuk di Kabupaten dilibatkan dalam setiap pertemuan Musrenbang Kecamatan tanggal 20 Februari 2017 – 2 Maret 2017, agar wacana air minum yang berkwalitas menjadi skala prioritas di desa, Kecamatan maupun Kabupaten.

Program Pamsimas di beri kesempatan pada pada sesi pleno pembukaan dan pada saat FGD pada Pokja II (sarana prasarana) yang disampaikan oleh Mhd.Miftah selaku DC dengan didampingi FS dan Perwakilan FM, dimana pada waktu yang diberikan tersebut dimanfaatkan untuk mensosialisasikan Program Pamsimas, dan membuka pemikiran bagi kepala desa dan pemangku kebijakan untuk peduli terhadap kebutuhan dasar masyarakat salah satu nya air minum yang berkwalitas, pada kesempatan tersebut selalu di singgung tentang perlunya pemerintah mengadakan laboratorium di Kabupaten untuk pengujian air dari sarana yang telah ada dan yang akan dibangun, dan meminta agar bersama-sama SKPK terkait melakukan pemetaan kondisi air minum berskala Kabupaten, agar langkah dan strategi kebijakan tahun-tahun mendatang memiliki dasar kuat khususnya terhadap AMPL,  di akhir kesempatan Program Pamsimas selalu meniptipkan bahan tentang Program Pamsimas dan Format Proposal kepada Camat untuk dapat diperbanyak dan di berikan kepada desa-desa yang membutuhkan, agar longlist peminatan memiliki dasar dan untuk dapat di verifikasi oleh panitia kemitraan.

Acara musrenbang tersebut juga selalu di hadiri oleh Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan yang dijabat oleh  Abdul Muis, SE. MT, dimana setiap yang diamatinya selalu menekankan agar utusan desa di Musrenbang mengajukan prioritas kegiatan yang didasari terhadap kebutuhan,  setiap Musrenbang Kecamatan ini juga melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) untuk masing-masing daerah pemilihan diantaranya Darwinsyah (Wakil Ketua), M. Isa Arita, Tk. Usman, tangapan dari anggota DPRK sangat antusias dan berencana mengadakan dialog maupun  pertemuan untuk pembahasan air minum di gedung dewan serta berniat untuk menganggarkan pembangunan air minum dari sebagian dana aspirasi mereka  pada kesempatan tersebut DC bersama kepala Bapeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup selalu berpesan untuk dapat di suarakan dan dibantu dalam penganggaran untuk mengoperasionalkan laborartorium yang ada di DLH dan di upayakan untuk Menjadi UPTD, hal ini didasari juga dari keluhan dari masyarakat tentang kwalitas dan keterjaminan mutu air yang telah terbangun, dan rencana tindak dari kondisi yang telah ada, apakah dibutuhkan sarana pengolahan.

Adapun pada saat istirahat diskusi, banyak juga utusan desa yang membicarakan tentang bagaimana memaksimalkan sarana yang telah mereka bangun tersebut dan mengeluhkan kurangnya air yang ada, usut punya usut ternyata pemakaian sambungan rumah di masing-masing desa masih loss, yakni tanpa ada pembatasan (tanpa meteran air), salah satu saran yang diberikan dan dapat mereka pahami yakni membuat aturan pemakaian dan membentuk badan pengelola yang jelas dan mengupayakan dana meteraran baik dari masyarakat pemanfaat maupun dari dana yang mememungkinkan.

Pada FGD di Pokja Infrastruktur muncul juga skala prioritas sarana air minum yang berskala Kecamatan untuk melayani 5-7 desa di sekitar Ibu kota Kecamatan, dan prioritas pembangunan sarana air bersih untuk desa yang tertuang dalam berita acara kesepakatan yang ditanda tangani oleh perwakilan utusan Kecamatan dan Camat untuk dijadikan bahan pada Musrenbang RKPK tingkat Kabupaten nantinya.

Sementara yang dapat dipetik pembelajaran tentang air minum dan sanitasi dari safari Musrenbang Kecamatan ini adalah dibutukannya advokasi, fasilitasi dan mediasi, Perlunya Kabupaten memiliki data air bersih yang akurat, Perlunya Sekretriat Bersama (Sekber AMPL) di Kabupaten, perlunya penguatan kapasitas pengelola sarana, adanya sarana dan prasarana pendukung dan perlunya komitmen bersama dalam mencapai universal akses terhadap Air minum dan sanitasi dengan tertuang kedalam RAD AMPL guna pengentasan kemiskinan yang juga akan menjadi bahan dalam menyusus RPJM Kabupaten periode Bupati yang baru terpilih.  

Semoga air bersih menjadi menjadi salah satu prioritas pembangunan kedepan di seluruh wilayah di Nusantara tercinta ini pada umumnya, tanah Gayo pada khususnya, di lereng Bur ni Telong pada intinya. Mhd. Miftah- DC Bener Meriah Aceh; Deddy-CMAC

Sumber;

  • Profil Kabupaten Bener Meriah tahun 2014 oleh Bapeda Bener Meriah
  • Bener Meriah dalam angka tahun 2015 oleh BPS Bener Meriah
  • Hasil Monitoring Lapangan
  • Hasil Diskusi bebas terarah dengan pemanfaat
  • Masterplan bener meriah tahun 2015
  • FGD Pada Forum Musrenbang Kecamatan-kecamatan