Mamuju Tengah-Sulbar, 15 Februari 2018 – Untuk mengoptimalkan keberlanjutan Desa Pasca PAMSIMAS dan mencapai target Universal Access 100 – 0 – 100 di Kabupaten Mamuju Tengah, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) mengadakan Lokalatih Pengurus KP-SPAMS Desa Pasca PAMSIMAS dan Pembentukan Asosiasi KP-SPAMS selama 3 hari (13 – 15 Februari 2018) di Wisma Widya Topoyo Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh M. Yusuf Unja, S.Pd., M.Pd selaku Asisten II Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah. Turut hadir sebagai pemandu dalam kegiatan ini adalah Ciman, S.Pd., M.H. selaku Ketua Pakem & Kabid Fispra Bappeda, Takdir, Musa, M.T. selaku Ketua Satker & Kabid Cipta Karya Dinas PU dan Tata Ruang, Nasrul, S.K.M dari Dinas Kesehatan, John Elit, S.I.P dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pemandu dari lingkup Tenaga Ahli Konsultan PAMSIMAS adalah Dra. Nursiah Nukma, M.Si selaku Tenaga Ahli CB/CD ROMS 15 Sulawesi Barat, Rita Darni selaku Tenaga Ahli FMS ROMS 15 Sulawesi Barat, Tim District Pamsimas Mamuju Tengah dan Fasilitator Senior.
Kegiatan yang berlangsung 3 hari ini (13 – 15 Februari 2018) diikuti oleh Pengurus KP-SPAMS desa pasca Pamsimas di Mamuju Tengah. Terdapat 66 orang peserta dari 33 Desa yang merupakan perwakilan Unit Teknis dan Unit Bendahara setiap desa. Materi Pelatihan diawali dengan Pembahasan Kontrak Belajar dan Alur Pelatihan yang dipandu oleh Nursiah Nukma. Kelancaran dan keefektifan pelatihan serta tersampaikannya seluruh materi dengan baik jika ada komitmen dari peserta mengenai aturan-aturan yang akan disepakatkan. 3 hari kedepan tidak akan berguna jika tidak ada output yang dihasilkan, maka dari itu mari semua mematuhi aturan dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, Tutur Nur. Kemudian pemaparan kondisi desa pasca melalui modul 7.3 & data SIM oleh Idrus, S.T. selaku DC Mamuju Tengah & Ir. Supardi selaku fasilitator senior didampingi M. Arham Amullah, S.Pd selaku DEAO Mamuju Tengah. Kondisi 33 desa pasca saat ini, terdapat 20 desa berfungsi baik, 9 desa berfungsi sebagian dan 4 desa tidak berfungsi. “Hal inilah yang perlu dibenahi dan menjadi titik fokus untuk pengoptimalan keberlanjutan kedepan. Potensi untuk memfungsikan seluruh desa pasca sangat besar, tinggal kemauan dan komitmen kita semua. Maka dari itu, kegiatan ini adalah batu loncatan & wadah untuk belajar serta ruang mengevaluasi untuk menjadikan seluruh sarana berfungsi baik dan kelembagaan menjadi profesional dan mandiri”, Idrus menyimpulkan.
Salah satu faktor penunjang keberlanjutan desa pasca adalah penerapan iuran rutin dan pengelolaan administrasi dan keuangan yang baik. Faktor inilah yang menjadi salah satu isu utama dalam kegiatan ini. Materi ini dipandu oleh Rita Darni didampingi Ilyas, S.E. selaku DFMA Mamuju Tengah. ”Sarana yang telah dibangun sangat butuh biaya operasional dan pemeliharaan. Jika tidak ada iuran, dapat dipastikan sarana tidak akan berfungsi baik. Siapa yang akan membiayai jika sarana rusak? Siapa yang akan menjaga sarana? Pengelola juga digaji. Semua itu butuh uang dan uang itu dari iuran. Maka dari itu, dibutuhkan iuran agar sarana berkelanjutan”, jelas Rita. Kemudian dilanjutkan juga pemaparan mengenai cara perhitungan iuran dan strategi penerapan iuran. Diakhir materi, dilakukan simulasi pengelolaan administrasi dan keuangan dalam hal pembukuan. Peserta dibagi 5 kelompok dan diberikan masalah yang sering ada di desa. Seluruh peserta melakukan pembukuan dengan benar dan ini diharapkan agar dapat diterapkan di desa masing-masing. “Jika iuran sudah ada tetapi pembukuan tidak baik, sama saja dengan nol. Kedepannya akan bermasalah juga”, tambah Ilyas.
Di sela-sela kegiatan, Bappeda sebagai penyelenggara mengundang seluruh Kepala Desa yang diintervensi Pamsimas untuk menyatukan persepsi dan memberikan pemahaman mengenai Pamsimas terkhusus menjalin komitmen agar mengalokasikan dana desa untuk air minum dan sanitasi. 33 Kepala Desa hadir dan berkomitmen mengalokasikan dana desa untuk 100 – 0 – 100 di desa masing-masing serta akan membuat peraturan desa untuk mendukung keberlanjutan Pamsimas. “Terima kasih atas undangannya, kegiatan ini sangat baik untuk memberikan pemahaman dan menyatukan persepsi kepada kami agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Setelah ini, kami akan berkordinasi dengan Dinas PMD dan hasil musyawarah dengan warga untuk membuat Peraturan Desa mengenai keberlanjutan PAMSIMAS terkhusus penguatan secara hukum kepengurusan KP-SPAMS agar mendapat kepercayaan dari masyarakat, aturan penerapan iuran serta sanksi pengerusakan atau sanksi penghambatan kerja di Desa”, Tutur salah satu Kepala Desa. Di depan Peserta Kegiatan dan Kepala Desa, Idrus, ST selaku DC Mamuju Tengah dan Ir. Supardi selaku Fasilitator Senior memaparkan materi Perencanaan Kerja untuk menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan kedepan dan solusi-solusi yang akan diterapkan untuk menyelesesaikan permasalahan di Desa.
Di hari ketiga sebelum penutupan kegiatan, diadakan pembentukan Asosiasi KP-SPAMS. Diawali materi Pentingnya Asosiasi KP-SPAMS, Penjelasan Unsur-Unsur Kelembagaan KP-SPAMS, Rapat Komisi Pembentukan Asosiasi yang dipandu berturut-turut oleh Dinas PMD, Bappeda dan Tenaga Ahli CB/CD. Kemudian dilanjutkan dengan Pleno Rapat Komisi untuk menetapkan Nama Asosiasi, Visi & Misi, AD/ART Asosiasi, tata tertib dan aturan proses pemilihan. Uwai Tammatti menjadi nama asosiasi yang ditetapkan oleh seluruh anggota yang artinya Air yang tak akan kering/habis. Kemudian dilanjutkan pemilihan Ketua Asosiasi dan Y. Jimmy selaku Ketua KP-SPAMS Desa Kire terpilih menjadi Ketua Asosiasi KP-SPAMS Mamuju Tengah. Pengurus Asosiasi KP-SPAMS Mamuju Tengah Uwai Tammatti dikukuhkan secara resmi oleh Bahri Hamsah, S.I.P selaku Asisten III Bidang Administrasi Daerah sekaligus menutup kegiatan ini secara resmi. (M. Arham Amullah-DEAO Mamuju Tengah;Deddy S- WDA NMC)