Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

Warning: Undefined array key "hidden" in /home/website/public_html/berkas/plugins/fusion-builder/shortcodes/fusion-gallery.php on line 756

T abalong, Kalimantan Selatan – Sering kali kita mendengar ketika mendiskusikan tentang pembangunan desa seolah-olah digeneralisir, SDM-nya rendah atau tertinggal. Pendidikan formal misalnya, mereka sedikit tertinggal karena minimnya sarana dan akses bidang pendidikan. Meski kondisi SDM-nya rendah dan terbatas, bukan berarti warga desa sulit menerima teknologi dari luar.

Pada hakekatnya pembangunan adalah dari oleh dan untuk masyarakat (doum). Pembangunan dalam arti luas harus dimaknai adanya partisipasi atau peran serta masyarakat secara terbuka, bukan sekedar hak berpartisipasi saja, tetapi juga akses bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, termasuk keterliatan perempuan, warga miskin, dan menyandang disabilitas. Dalam konteks perencanaan pembagunan desa, masyarakat bukan sekedar sasaran pembagunan (objek) atau pun menikmati hasilnya, tetapi sebagai bagian pelaku utama (subjek) pembangunan. Kalaupun ada pihak luar dalam memfasilitasi seperti FM, masyarakat harus mendapat tempat dalam membuat keputusan secara bersama-sama, dan idealnya masyarakat memiliki wewenang atas kontrol sumber daya dan keputusan.

Ada lima komponen kegiatan Pamsimas, antara lain komponen pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa (komponen 1). Terkait komponen ini, program Pamsimas tidak sekedar penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum (komponen 3), tetapi yang lebih mendasar adalah bagaimana terciptanya atau tercapainya pada aspek komponen (2), yaitu peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi. Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan Pamsimas di tingkat desa adalah bagaimana peran fasilitator di tingkat masyarakat, selaras dengan komponen (5) berupa dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.

***

Desa Hegar Manah Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan sedikit terisolir, sulit dijangkau dan belum ada aliran listrik PLN. Fasilitas pendidikan hanya ada sekolah dasar, sementara untuk pelayanan kesehatan ada satu rumah bidan desa. Sarana komunikasi sedikit lebih maju, tahun 2018 sudah dibangun tower jaringan seluler (BTS). Termasuk desa remote karena berada di wilayah pegunungan Meratus di kaki Gunung Kusali, berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah. Untuk menuju desa harus melewati jalan tanah dan bisa terjebak kubangan lumpur saat musim hujan. Dengan menggunakan mobil dapat ditempuh ± 6-8 jam dari kota Tanjung ibukota Kabupaten Tabalong, tetapi tidak bisa langsung harus berganti angkutan sungai dan roda dua menuju desanya, perlu waktu 2 jam.

Sebelum program Pamsimas masuk desa, untuk kebutuhan air bersih warga masih memanfaatkan air dari penampungan tanah buatan yang digali, yang disebutnya dengan istilah “cek dam”. Kualitas air jauh dari kata aman dan loyak. Kondisi air kotor, banyak mengandung zat besi (Fe), ditumbuhi banyak vegetasi liar di atas air, dan sangat bergantung pada musim hujan.

Kehadiran Pamsimas disambuat antusias oleh masyarakat desa. Masyarakat ikut berperan aktif, memberikan andil dan rasa memiliki, mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengelolaannya yang berbasis masyarakat, serta terlibat aktif pada pelatihan-pelatihan masyarakat. Animo masyarakat cukup besar yang ditunjukkan saat sosialisasi tingkat desa yang hampir dihadiri seluruh kepala keluarga. Dengan respon positif dari masyarakat pengumpulan dana in-cash dapat terkumpul dengan lancar. Kegiatan gotong royong dalam pembangunan dilakukan dengan penuh gairan dan dengan semangat tinggi, tidak hanya ditunjukkan orang tua saja tetapi juga para pemuda.

Sumber air baku yang digunakan untuk SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) menggunakan sumber mata air alami Gunung Kusali. Air yang mengalir melalui celah-celah tebing gunung di tampung dengan bangunan fisik penampung air berupa bangunan dinding beton bertulang dengan panjang 15 meter, tinggi 2 meter, dan ketebalan 40 cm yang memanjang melintang menghubungkan dua sisi celah batu tebing gunung. Air yang tertampung kemudian dialirkan melalui 2 jalur pipa besi diameter 4 inchi dengan panjang masing-masing 12 meter terhuung dengan 2 unit Pompa Hidram. Air bersih di dalam pompa hidram kemudian dipompa menuju pada bak penampungan air (reservoir) yang berada di atas desa sejauh 2 kilometer. Pipa yang mengalirkan air dari sumber menuju pada bak penampungan air (reservoir) disebut dengan pipa transmisi.

Opsi teknologi pompa hidram adalah salah satu alternatif alat yang sesuai dengan kondisi desa yang tidak mendapatkan aliran listrik PLN, karena tidak memerlukan bahan bakar dan tidak memerlukan energy listrik. Pompa seperti ini banyak dijumpai di pulau Jawa. Pompa Hidram hanya menggunakan tekanan air yang masuk ke dalam tabung berisi udara pada pompa, semakin banyak air yang masuk, semakin deras tekanan udara di dalam tabung sehingga mendorong air keluar pompa. Air yang tertampung pada reservoir dengan panjang 4 meter, lebar 4 meter, tinggi 1,5 meter bila terisi penuh sebanyak 24 kubik atau 24.000 liter.

Bangunan reservoir berada 15 meter di atas desa, sehingga air dengan mudah didistribusikan secara gravitasi. Air dialirkan dari reservoir rmenuju ke rumah-rumah penduduk melalui sambungan rumah (SR) yang dilengkapi water meter. Sebagimana disampaikan KP-SPAMS selaku pengelola sarana hasil kegiatan Pamsimas, saat ini sudah terpasang 112 SR, dengan biaya pemakaian air Rp 3.000/m3, dan biaya beban Rp.5.000 per bulan. Selain memberikan pelayanan kepada warga, KP-SPAMS juga memberikan pelayanan sarana CTPS di Sekolah Dasar dan sarana umum lainnya, seperti Masjid, Gereja, Puskesdes, Kantor Desa dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA).

Keberhasilan pelaksanaan program Pamsimas TA. 2017 di desa Hegar Manah tidak terlepas peran fasilitator didukung kerjasama baik yang ditunjukkan masyarakat dan Pemerintah Desa.

Warga desa Hegar Manah merasa bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sudah bisa menikmati jerih payah perjuangan dalam memperoleh air minum yang aman dan layak. Walaupun jarak sumber airnya cukup jauh sekitar 2 KM dan tanpa ada aliran listrik PLN di desa, namun ketika mereka terbuka mau belajar dan menerima informasi tentang teknologi yang dikenalkan oleh Fasilitator, semua permasalahan tersebiut dapat teratasi dengan baik dan lancar. (Rachmad Irianto, ST-FM WSS Tabalong/Zulkifli TA CD CB Kalsel/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp)