Bengkulu – Tidak semua Fasilitator dapat diandalkan baik kapasitas maupun komitmennya untuk melaksanakan tugas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat pada program Pamsimas.  Karena itu evaluasi kinerja fasilitator perlu dilakukan.  Fasilitator berkinerja baik sangat mungkin untuk dipromosikan, dan sebaliknya yang berkinerja tidak baik dapat peringatan dan bahkan bisa diproses untuk dilakukan pemutusan hubungan kerja.

Penilaian berdasarkan pengalaman tersebut disampaikan Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Satker PSPAM) Provinsi Bengkulu, Dolly Agus Setyawan, saat menyampaikan arahannya pada pembekalan Fasilitator program Pamsimas untuk Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2018, pada awal Mei lalu.  “Kinerja fasilitator yang bagus supaya terus ditingkatkan, atau minimal dipertahankan supaya tetap bagus,” ujar Agus lebih lanjut.

Lebih lanjut Kasatker PSPAM mengatakan,  Tim Fasilitator yang nantinya akan bertugas melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, perlu ditingkatkan kemampuan dan kapasitasnya secara terus menerus antara lain melalui kegiatan peningkatan kapasitas.   Melalui kegiatan pelatihan diharapkan fasilitator dapat melakukan pendampingan secara efektif kepada masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan program Pamsimas.  Tahun 2018 tugas dan tanggung jawab fasilitator semakin berat, maka  perlu dilakukan peningkatan kapasitas bagi fasilitator dengan harapan untuk kedepanya pelaksanaan program Pamsimas lebih baik lagi.

Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya dan mengingat di provinsi Bengkulu banyak memilih opsi sumur bor,  pada kegiatan pelatihan fasilitator didatangkan Tenaga Ahli Geologis dari NMC, Catur Wiweko.  Catur mengingatkan dalam membuat perencanaan sumur bor agar memperhatikan kultur tanah dan curah hujan untuk menetukan resapan air kedalam tanah.  Disamping itu perlu merancang sumur bor secara tepat untuk mengurangi resiko kegagalan, dan agar umur sumur bor panjang serta kinerja sumur bor optimal.  Perlu memperhatikan jenis casing untuk memastikan lubang bor tetap stabil dan tidak runtuh, dan menentukan akuifer.

Mengingat keterbatasan dana program Pamsimas, maka perlu penggalangan dana dengan melakukan koloborasi pendanaan dalam mewujudkan SPAMS perdesaan.  Karenanya fasilitator diberikan pemahaman terkait kolaborasi pendanaan untuk mencapai Universal Akses air minum dan sanitasi pada tahun 2019, antara lain dengan memanfaatkan sumber dana APBDes.  Untuk memberikan pemahaman ini didatangkan nara sumber dari Dinas PMD Provinsi  Bengkulu yaitu Kepala Bidang Fasilitasi Pembangunan Desa, Alpha Rizal Fadlan.

Terkait kolaborasi dalam pemanfaatan dana desa, fasilitator harus mampu mengoptimalkan pemanfaatan dana desa.  Dengan terintegrasinya PJM Pro-AKSi kedalam RPJM Desa, maka potensi pendanaan dari APBDes dapat diwujudkan.  Harapannya APBDes tidak hanya  10% dari RKM namun bisa lebih dari itu. Untuk itu diperlukan peran aktif fasilitator dalam melakukan pengawalan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa.  Perlu pengawalan, mulai tahap I Musdes, tahap II Penyusunan Rancangan RKP desa, tahap III Penetapan RKP Desa, tahap IV penyusunana Rancangan APBDes, hingga tahap V Review rancangan APBDes.  “Dengan melakukan pengawalan dan berkoordinasi dengan aparat desa diharapkan dana APBDes minimal  10% bahkan bisa lebih,” kata Alpa Rizal Fadlan lebih lanjut

Sebagaimana dilaporkan Panitia, yang disampaikan Koko Bendung Hydrohastomo, selaku Koordinator Pamsimas di Satker PSPAM Provinsi Bengkulu, kegiatan peningkatan kapasitas Fasilitator merupakan refresh review berdasarkan pengalaman fasilitator terkait hal-hal yang pernah dilakukan dalam  pendampingan desa.  Tujuan dari peningkatan kapasitas ini adalah secara bersama-sama melakukan review kegiatan dari pengalaman sebelumnya.  Apa saja yang pernah dilakukan dalam melakukan pendampingan pelaksanaan tahun 2017 dan menyusun rencana desa tahun 2018, lalu didiskusikan bersama-sama, apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan petunjuk Pamsimas.  Perlu adanya kesamaan pemahaman dari seluruh fasilitator, dan menjamin penyelenggaraan peningkatan kapasitas Fasilitator Masyarakat terlaksana dengan baik sesuai dengan kurikulum dan materi yang telah disusun.  Diharapkan hasil kegiatan pelatihan dapat diterapkan oleh seluruh fasilitator di daerah tugas masing masing (Sridesi Altriyanti-CD-CB Prov. Bengkulu/Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp. NMC).